Jelajah PB 87 (Matius 27:57-66)

Tercatat di dalam Alkitab, Yusuf orang Arimatea, menguburkan Yesus di kuburannya yang baru. Kemungkinan kuburan itu sudah dipersiapkan untuk dirinya sendiri. Tetapi, karena dia sudah menjadi murid Yesus, dia rela menyerahkan kubur baru itu untuk menguburkan jenazah Yesus. Yusuf orang Arimatea ini menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus menyerahkan mayat Yesus kepada Yusuf. Jenazah Yesus dibalut dengan kain lenan putih bersih dan dimasukkan ke dalam kubur.

Pada saat Yesus menyerahkan nyawa-Nya, diperkirakan itu adalah tanggal 14 bulan Nisan. Sesuai dengan tradisi Yahudi, pada saat itu seekor domba disembelih untuk memperingati peristiwa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Darah domba itu dipoleskan di ambang pintu supaya ketika malaikat maut lewat, anak sulung mereka tidak mati. Ternyata, peristiwa itu bukan kebetulan. Itu sudah dirancang sedemikian rupa, sehingga apa yang disimbolkan di dalam Perjanjian Lama, sudah ribuan tahun akhirnya tergenapi. Tetapi, mereka tidak bisa memahami semua itu. Selama ini mereka melakukan ibadah simbolik tanpa pengertian.

Karena itu, jangan sampai kita menjadi orang yang beriman tetapi tidak berpengertian. Apapun yang kita lakukan, kita harus mengetahuinya. Karena kita juga akan mempertanggungjawabkan semua yang kita lakukan. Jangan sampai kita sendiri tidak memahami apa yang sedang kita lakukan, termasuk di dalam kehidupan kerohanian kekristenan kita. Jangan mengikuti segala sesuatu tanpa tahu dan paham apa yang sedang kita ikuti. Jadi, bertanya itu penting, supaya kita bisa mencari kebenaran yang sesungguhnya dalam kehidupan kekristenan kita.

Keesokan harinya, sesudah hari persiapan (Sabat Besar / Paskah), para imam dan orang Farisi datang menghadap Pilatus. Mereka ingat bahwa Yesus pernah berkata bahwa Ia akan bangkit pada hari yang ketiga. Sebenarnya mereka mendengar apa yang dikatakan oleh Yesus, tetapi mereka tidak memahami atau pura-pura tidak memahaminya. Mereka mempunyai ingatan yang kuat dan tahu semua pengajaran Yesus, tetapi mereka tetap memilih tidak percaya kepada Yesus. Padahal mereka tentu juga sudah menyaksikan mujizat-mujizat yang Yesus lakukan. Mereka melakukan semua itu karena ketakutan posisi keimamatan mereka selesai. Jika selesai, maka mereka tidak punya kehormatan dan jabatan lagi. Karena itulah mereka mati-matian mempertahankan posisi mereka yang sudah nyaman, dengan cara membunuh Yesus Kristus.

Mereka meminta pasukan kepada Pilatus supaya kubur tersebut dijaga dan diberi segel (materai) Romawi. Dengan cara seperti itu, tidak ada yang berani untuk membuka kubur itu. Barang siapa berani mencopot segel Romawi itu, mereka akan ditangkap. Tidak mungkin orang akan berani datang ke kubur itu untuk mencuri mayat Tuhan Yesus.

Views: 22

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top