Jelajah PB 77 (Matius 25:1-13)

Yesus memberikan perumpamaan tentang hal kerajaan Sorga, yang diumpamakan dengan sepuluh orang gadis yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Dalam perumpamaan ini, mempelai laki-laki tersebut adalah Tuhan Yesus. Mempelai perempuannya adalah jemaat Perjanjian Baru, yaitu kita. Sepuluh gadis yang menyongsong tersebut ditafsirkan sebagai orang-orang  Yahudi. Ini peristiwa sesudah pengangkatan, ketika mempelai laki-laki sudah mengambil mempelai perempuan dan akan masuk ke dalam pesta, ke dalam kerajaan seribu tahun.

Gadis-gadis tersebut sedang menunggu mempelai datang dan akan bersama-sama masuk ke dalam kebahagiaan dari mempelai laki-laki dan perempuan. Orang-orang Yahudi pada saat menantikan Mesias mereka ada lima yang bodoh dan lima yang bijak. Hal ini menggambarkan tentang orang-orang Yahudi yang tidak berpengertian dengan yang berpengertian. Di dalam dunia ini, ada orang melaksanakan ibadah. Ada yang ibadah sambil berpengertian dan ada yang tidak berpengertian. Ada orang yang beriman tanpa berpengertian, mereka beriman membabi buta dan cenderung fanatik sempit. Tetapi ada juga orang yang beriman dengan pengertian.

Di dalam Roma 10:1-2 dikatakan bahwa ada orang-orang yang giat melayani Tuhan, tetapi tidak dengan pengertian yang benar. Ada banyak orang yang beribadah dan beriman, tetapi tidak disertai dengan pengertian yang benar. Mereka hanya lahiriah saja. Di dalam 2 Timotius 3:5 dikatakan bahwa manusia di akhir zaman mereka menjalankan ibadah secara lahiriah tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya.

Artinya, dalam kehidupan beriman manusia ada sebagian yang bodoh dan ada sebagian yang berhikmat. Yang bodoh adalah orang yang beriman tanpa pengertian. Sedangkan yang bijaksana adalah orang yang beriman disertai dengan pengertian, pemahaman dan kebenaran yang dimiliki. Karena itu iman seseorang patut diuji, supaya jelas bahwa iman tersebut benar-benar berpengertian.

Ketika mempelai hampir datang, kelima gadis bodoh kehabisan minyak. Mereka harus pergi membelinya. Apa yang bisa dibeli? Jika banyak yang menafsirkan jika minyak itu adalah Roh Kudus, maka Roh Kudus tidak bisa dibeli. Kita tidak boleh coba-coba membeli Roh Kudus seperti Simon si penyihir. Para gadis itu betul-betul pergi beli minyak dan cukup lama untuk membelinya. Ketika mereka kembali, mempelai sudah masuk dan sudah menutup ruangan pesta. Di dalam Amsal 23:23 dikatakan bahwa yang bisa dibeli adalah kebenaran, hikmat dan pengertian. Lihatlah, saat ini biaya pendidikan makin mahal. Kita menghabiskan banyak dana untuk pendidikan.

Jika ini pengajaran untuk orang Yahudi, maka ini juga pengajaran untuk kita. Maka kita pun harus menjadi orang Kristen yang penuh dengan pengertian. Orang Kristen tanpa pengertian tidak akan bisa bersaksi. Dia malah akan menjadi batu sandungan bagi orang lain karena hidup dan perkataannya bisa menyesatkan orang. Belajarlah firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Untuk mendapatkan pendidikan duniawi saja kita rela untuk kehilangan banyak biaya dan tenaga. Jangan sampai kita tidak sungguh-sungguh untuk belajar firman Tuhan.

Views: 14

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top