Ini adalah pengantar Yesus Kristus sebelum memberikan kecaman keras kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Yesus memberikan alasan sebelum mengecam mereka. Pada saat itu para ahli Taurat dan orang Farisi sedang menduduki kursi Musa. Mereka seolah-olah adalah orang yang menjaga hukum Taurat. Mereka adalah orang yang mengajarkan hukum Taurat, dipandang sebagai orang yang ingin menegakkan kebenaran. Yesus berkata supaya semua orang menuruti apa yang mereka ajarkan, karena mereka mengajarkan dengan baik dan pintar. Tetapi Yesus berkata supaya orang-orang tidak mengikuti perbuatan-perbuatan mereka. Mereka bisa mengajar tetapi tidak bisa melakukannya.
Hal tersebutlah yang bisa disebut munafik. Mereka hanya mengajarkan tetapi tidak melakukannya. Itu bagaikan mengikatkan beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang. Tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Aturan yang diajarkan sangat berat tetapi mereka sendiri tidak melakukan seperti itu. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksudkan supaya dilihat dan dipuji orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang. Itu juga salah satu bentuk kemunafikan mereka yang disinggung oleh Tuhan Yesus. Mereka melakukan ibadah untuk dilihat orang.
Di dalam Perjanjian Lama, semua ibadah simbolik yang diperintahkan untuk dikerjakan sebenarnya memiliki makna dibaliknya. Seharusnya setiap orang harus mengerti makna di balik ibadah simbolik yang dikerjakan tersebut. Hal tersebut sama sekali bukan untuk dipertunjukkan atau dipertontonkan. Ibadah simbolik harus dipahami, mengapa hal tersebut dilakukan sedemikian? Contohnya, ketika memberikan korban domba sembelihan, seharusnya mereka mengingat kembali akan janji Tuhan mengenai Juruselamat. Tetapi yang terjadi, justru persaingan korban domba, mana yang lebih besar dan lebih banyak.
Hari-hari ini juga mulai terjadi hal yang demikian. Orang-orang tertentu memakai jubah, untuk membedakan diri dari orang lain. Orang-orang tersebut biasanya akan diberi keistimewaan, paling tidak diarahkan untuk duduk di tempat khusus dalam pertemuan. Juga menggunakan tali sembahyang, kain yang dikalungkan sebagai tanda bahwa dia orang yang dibedakan dengan orang lain. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang dan memperoleh pujian.
Yesus memberitahu supaya jangan sampai di antara murid-murid Tuhan Yesus ada yang meninggikan diri di antara murid-murid lain. Yesus mengatakan bahwa kita semua ini sebenarnya saudara. Orang yang paling rajin dan bekerja keras, itulah yang besar dihadapan saudaranya. Ini salah satu prinsip yang Tuhan berikan. Prinsip yang lain, “barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Ini adalah prinsip yang Tuhan Yesus ajarkan, yang sangat berbeda dengan prinsip yang berlaku di dunia ini. Jika kita ingin menjadi pemimpin yang besar, maka kita harus menjadi pelayan yang giat, rajin dan bisa memberi contoh. Jika kita ingin ditinggikan, maka kita harus merendahkan diri dan hati kita. Jika orang meninggikan dirinya (ketahuan sombongnya), maka ia akan dipandang rendah di antara murid-murid Tuhan.
Tuhan mau prinsip ini ditegakkan di antara murid-murid, supaya tidak ada yang spesial meninggikan diri atau mencari muka serta menyombongkan diri. Mereka harus berlomba-lomba merendahkan hati di hadapan saudara maupun di hadapan Tuhan. Jika semua murid Tuhan berbuat demikian, maka kumpulan orang-orang yang mengasihi Tuhan itu pasti kumpulan yang menyenangkan.
Views: 20