Jelajah PB 69 (Matius 22:34-46)

Setelah orang-orang Farisi mencoba menjebak Yesus, demikian juga orang Saduki, sekarang ganti ahli Taurat yang mencoba untuk menjebak Yesus. Mereka silih berganti bertanya kepada Yesus, bukan untuk mencari kebenaran, tetapi untuk menjebak Yesus. Saat ini juga demikian. Bahkan ada yang belajar firman Tuhan hanya untuk mencari kesalahannya, mengkritik Alkitab sedemikian rupa. Ada banyak macam orang dengan motivasi yang berbeda ketika belajar firman Tuhan. Kita berdoa, mereka tidak ketemu salahnya, tetapi justru ketemu kebenaran di sana. Ada juga orang yang mendengarkan pengajaran firman Tuhan sambil dengki dan marah. Tuhan Yesus melayani semuanya.

Ahli Taurat tersebut bertanya tentang hukum yang terutama dalam hukum Taurat. Tuhan Yesus meringkas sepuluh hukum itu menjadi dua, yaitu kasihilah Tuhan dan kasihilah sesamamu manusia. Kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa raga kita, segenap kekuatan kita, segenap akal budi kita. Karena memang Dia yang patut kita kasihi. Manusia di dunia ini juga patut kita kasihi, tetapi ada yang lebih utama yaitu mengasihi Tuhan, pencipta langit bumi dan manusia. Dia telah mengasihi kita lebih dari apapun juga. Tuhan di dalam Yesus Kristus rela memberikan nyawa-Nya (seluruh diri-Nya) kepada kita, karean kasih-Nya yang sangat besar kepada kita. Itulah kasih Tuhan yang jauh lebih besar dari kasih siapapun juga di sekeliling kita. Karena itulah, kita harus mengasihi-Nya.

Yang kedua yang sama dengan itu adalah kasihilah sesama manusia seperti diri sendiri. Ini adalah hukum yang paling hebat dan tidak ada lagi hukum yang seperti ini. Ketika Yesus merangkum semua itu, kemungkinan besar para ahli Taurat kagum dengan Yesus, karena melihat hikmat yang besar, yang belum pernah mereka temui di muka bumi ini. Bahkan Tuhan Yesus mempunyai hikmat yang melampaui Salomo.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita saat ini sudah mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita, jiwa kita, akal budi serta kekuatan kita? Pertama kita harus mengasihi Tuhan terlebih dahulu, baru kemudian mengasihi sesama kita seperti mengasihi diri sendiri. Mengasihi diri sendiri tidak perlu dipelajari, karena itu sifat egois manusia. Terjadi begitu saja, bahkan akan berakibat negatif jika kita tidak bisa mengendalikan dengan baik.

Di ayat 41 ganti Tuhan Yesus yang bertanya kepada mereka, Yesus meminta pendapat mereka mengenai Mesias. Yesus mengutip Mazmur 110:1, jika Daud menyebut Mesias adalah Tuan-nya, bagaimana mungkin Mesias itu Anak Daud? Yesus mengajak mereka berpikir logis. Pengajaran yang benar adalah pengajaran yang sesuai dengan ayat-ayat Alkitab dan ayat-ayat tersebut tidak saling bertentangan serta bisa dipikir secara logis (menggunakan akal budi).

Views: 164

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top