Jelajah PB 64 (Matius 21:12-22)

Begitulah sikap orang-orang Yahudi dan para imam yang lebih memilih untuk mencari keuntungan pribadi daripada memberi kesempatan kepada bangsa-bangsa lain mengenal Tuhan yang benar. Karena itulah Tuhan Yesus sangat marah melihat hal tersebut. Yesus betul-betul membalikkan meja-meja penukar uang. Mengapa ada meja penukar uang? Para imam membuat aturan bahwa untuk persembahan di Bait Allah tidak bisa menggunakan uang Romawi, karena dianggap tidak kudus dan tidak halal. Para imam membuat uang khusus yang dipakai untuk persembahan. Karena itulah, terjadi penukaran uang di tempat tersebut. Diduga kursnya (harga uang khusus tersebut) mahal dan sesuka hati para imam pada saat itu. Itulah permainan mereka di Bait Allah itu.

Tuhan Yesus tahu apa yang sebenarnya terjadi. Karena itu Tuhan Yesus sangat marah dan membalikkan meja-meja penukaran uang tersebut serta bangku-bangku pedagang merpati. Yesus menjelaskan kepada mereka bahwa Bait Allah adalah rumah doa, tetapi mereka sudah menjadikannya sebagai sarang penyamun. Memang sarang penyamun, karena di dalamnya pasti ada kolusi, korupsi, nepotisme dan segala bentuk manipulasi yang pada ujungnya adalah memperkaya diri sendiri.

Pada saat itu orang buta dan timpang datang kepada Yesus di Bait Allah tersebut dan mereka disembuhkan oleh Yesus. Yesus melakukan itu untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias, melalui mujizat yang dilakukan-Nya. Para imam kepala dan ahli Taurat melihat mujizat yang dilakukan Yesus tersebut dan mereka mendengar anak-anak berseru bahwa Yesus adalah Anak Daud, maka mereka semakin jengkel kepada Yesus. Anak-anak tersebut menyerukan pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias dan Juruselamat.

Karena perkataan anak-anak tersebut, para imam kepala dan ahli Taurat makin jengkel. Tetapi Yesus menjawab mereka bahwa Mazmur 8:3 telah dinubuatkan bahwa dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu, Tuhan telah menyediakan puji-pujian. Anak-anaklah yang begitu polos, yang memuji dan menyambut Tuhan Yesus sebagai Mesias dan Juruselamat. Setelah itu Yesus bermalam di Betania dan pagi harinya Yesus kembali ke kota Yerusalem dan merasa lapar.

Yesus lapar karena mengenakan tubuh manusia. Yesus memperlihatkan kepada para murid saat mengutuk pohon ara tersebut, bahwa Yesus berkuasa atas segala-galanya. Yesus juga berkuasa atas Iblis, atas penyakit, atas hidup dan mati, atas laut, serta atas tanaman. Saat itu Yesus tidak mendapatkan buah di pohon ara tersebut. Seketika saja pohon ara itu menjadi kering setelah Yesus berkata bahwa pohon ara tersebut tidak akan berbuah lagi selama-lamanya.

Peristiwa-peristiwa penting bersama Yesus dicatat rangkap atau berulang oleh penulis-penulis Injil. Hal itu membuktikan bahwa peristiwa tersebut benar-benar terjadi, karena ditulis oleh lebih dari satu orang. Mereka pasti menulis dengan sudut pandang masing-masing, sesuai dengan tuntunan Roh Kudus.

Apakah sudah ada murid Yesus yang memindahkan gunung? Melalui peristiwa ini, Tuhan Yesus ingin mengajar sekaligus menegor murid-murid-Nya bahwa mereka kurang beriman. Mereka kadang-kadang percaya kepada-Nya, kadang-kadang mereka meragukan-Nya. Pada saat mereka melihat mujizat-mujizat yang terjadi, mereka percaya kepada-Nya. Tetapi pada saat Dia bercerita bawa Dia akan dibunuh oleh para imam dan ahli Taurat, mereka mulai meragukan bahwa Yesus adalah Mesias. Seandainya para murid percaya dengan sungguh-sungguh bahwa Yesus adalah Mesias, pada saat itu, dan mereka meminta ingin memindahkan gunung, maka Dia akan pindahkan gunung.

Views: 19

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top