Baptisan Air (Jelajah PB 6)

Matius 3:13-17

Baptisan adalah lambang Injil secara keseluruhan, di dalamnya ada pertobatan dan iman kepada Yesus Kristus. Mengapa Yesus harus dibaptis? Yesus sedang memberi contoh pelaksanaan Injil itu. Dia menyerahkan diri-Nya untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Sebelum Yesus memberitakan Injil, Yesus memberikan contoh untuk mematuhi Injil itu sendiri. Yohanes sungkan untuk membaptis-Nya, karena Yohanes tahu persis siapa yang dibaptis itu. Yesus adalah Yang Maha Tinggi, yang datang sebagai manusia untuk menderita dan menyelamatkan manusia yang berdosa.

Yesus menjawab Yohanes di ayat ke-15, “Biarlah hal itu terjadi…” Karena hal itu dilakukan supaya menggenapkan seluruh kehendak Allah. Baptisan yang benar harus dilakukan kepada orang yang sudah bertobat dan percaya kepada Yesus, sebagai sang Juruselamat. Orang yang mengaku percaya dan memberi diri dibaptis. Baptisan tidak bisa dipaksakan kepada orang yang tidak mau atau belum bisa mengaku percaya dan bertobat kepada Yesus. Bagaimana dengan membaptiskan bayi? Bayi belum bisa beriman dan bertobat kepada Yesus. Bayi juga belum bisa memberi diri dibaptis. Kita harus ingat pernyataan di ayat 11, bahwa baptisan adalah tanda pertobatan.

Bagaimana dengan cara baptisannya? Masih banyak perdebatan soal hal ini. Tetapi, yang paling mendekati Alkitab adalah “ditenggelamkan.” Hal ini berkaitan dengan kata dasar baptis dalam bahasa Yunani, yaitu “baptiso”.

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan bahwa baptisan tidak menyelamatkan. Baptisan tidak membawa orang masuk ke sorga. Orang bisa mendapatkan kepastian masuk sorga, ketika orang itu sudah bertobat dan percaya sungguh-sungguh kepada Yesus. Hanya itu, tidak boleh ditambah dan dikurang. Baptisan merupakan tanda bahwa kita sudah mengaminkan Injil secara keseluruhan. Baptisan sebagai bentuk pernyataan orang percaya sebagai murid Yesus Kristus.

Orang yang sedang dalam kondisi sakit parah, tidak membutuhkan baptisan. Mereka membutuhkan berita Injil yang benar, supaya mereka bertobat dan percaya sungguh-sungguh kepada Tuhan. Mereka tidak perlu dipaksa untuk menerima baptisan, karena kondisinya tidak memungkinkan. Seorang hamba Tuhan pun tidak perlu mengikuti permintaannya atau keluarganya untuk membaptis orang tersebut. Orang yang sudah menerima baptisan pun belum tentu mendapatkan tempat di dalam kerajaan Sorga. Bukankah ada banyak orang yang dibaptis tanpa pengertian? Baptisan bukan dilakukan karena usia. Bukan juga karena dipaksa oleh orang tua. Baptisan dilakukan karena orang tersebut bertobat dan percaya sungguh-sungguh kepada Yesus.

Sejak Yohanes Pembaptis tampil, maka dia mengumandangkan ibadah hakikat, ibadah dalam roh dan kebenaran. Karena sebelumnya, semua ibadah menggunakan simbolik dan ritualistik. Ada banyak simbol yang diperlukan, terutama korban bakaran. Menggunakan ritualistik, karena banyak upacara-upacara agamawi yang dilaksanakan dan dipimpin oleh imam. Semua simbol yang ada di Perjanjian Lama sebenarnya sedang menggambarkan tentang pengorbanan sang Juruselamat yang akan datang. Setelah Yohanes menunjukkan Juruselamat yang sudah datang itu, maka berakhirlah semua ibadah simbolik Perjanjian Lama. Karena itulah, hari ini tidak ada lagi soal haram halal dan tidak ada lagi korban bakaran.

Pada saat Yesus dibaptis, Tritunggal hadir di situ, yaitu Yesus Kristus sebagai anak Allah, Allah Bapa yang memperdengarkan suara-Nya serta Roh Kudus seperti burung merpati turun ke atas Yesus.

Views: 60

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top