Jelajah PB 36 (Matius 13:24-30 dan 36-43)

Perumpamaan kedua, Yesus menaburkan benih gandum, tetapi ternyata ada musuh yang menaburkan benih lalang di antara benih gandum tersebut. Seharusnya di dunia ini hanya ada gereja yang benar pengajarannya dan alkitabiah. Tetapi kenyataanya, banyak juga gereja yang bertumbuh dengan pengajaran yang berbeda dari pengajaran alkitab. Banyak gereja yang memodifikasi pengajaran, sehingga pengajaran yang ada bermacam-macam bentuknya. Apakah semua gereja yang bermacam-macam pengajarannya, semuanya benar? Tentu tidak.

Selagi penyesatan masih ada, pasti ada gereja yang pengajarannya salah, karena telah menyimpang dari kebenaran. Yesus sendiri sudah menubuatkan bahwa akan muncul gereja-gereja yang benar, dan ada juga muncul gereja-gereja yang tidak benar. Gereja yang tidak benar biasanya muncul karena gembalanya mencari keuntungan duniawi. Digembalakan oleh orang-orang yang mencari pekerjaan (gembala upahan).

Di sepanjang masa dan sejarah gereja, selalu ada pihak yang memakai kekuasaan untuk menutup gereja yang dianggap tidak benar. Hal itu tercatat di dalam sejarah gereja, salah satunya pernah terjadi dengan gereja Mennonite – Anabaptis. Terjadi pembunuhan kepada orang Kristen yang dilakukan oleh orang Kristen yang lain. Mereka menggunakan tangan penguasa untuk melakukan hal itu. Pemerintah juga demikian, padahal pemerintah seharusnya tidak perlu ikut campur dengan masalah iman dan kepercayaan seseorang. Pemerintah hanya boleh menangkap dan menghukum orang yang melakukan tindakan kriminal. Mengenai apa yang dia percaya dan yakini, sejauh itu tidak mengganggu orang lain, itu adalah urusan dia sendiri. Tetapi biasanya, agama yang mayoritas, di sepanjang sejarah, berusaha untuk menindas yang lebih kecil. Mereka menggunakan penafsirannya sendiri untuk menilai gereja yang lain, kemudian memakai kuasa pemerintah untuk menghancurkan gereja-gereja kecil.

Murid-murid Yesus juga mempunyai keinginan seperti itu, mencabut lalang yang tumbuh bersama dengan gandum. Tetapi Yesus tidak memperbolehkan hal tersebut. Kita tidak berhak untuk melakukan itu. Selain itu, kita tidak akan tahu mana nanti yang tercabut, apakah lalang atau gandum. Bisa jadi justru akan kita akan dimanfaatkan oleh Iblis untuk mencabut gandum dan membiarkan lalangnya. Atau malah baik gandum maupun lalang, semuanya hancur dan tercabut.

Perumpamaan ini sungguh indah. Semua pihak boleh percaya bahwa apa yang diyakini adalah yang paling benar, dan memang harus seperti itu. Seandainya saya percaya sesuatu, tetapi tidak mempercayai bahwa sesuatu itu paling benar, berarti saya munafik. Dan saya harus percaya apa yang sedang saya percayai itu yang paling benar, sampai ada orang yang bisa menguji kepercayaan saya dan menjelaskan bahwa apa yang saya percaya selama ini adalah salah. Segala sesuatu hanya boleh dilakukan melalui argumentasi saya (pernyataan dan perkataan), tidak boleh dengan kekerasan, apalagi kekerasan fisik. Setiap orang yang melakukan segala sesuatu dengan kekerasan, mereka tidak akan menuju kebenaran. Kekerasan tidak akan membawa kepada kebenaran, tetapi ketakutan pihak lain.

Argumentasi dari kepala dingin dan hati yang tenang akan menghantar manusia kepada kebenaran. Inilah yang Tuhan Yesus inginkan, sehingga Ia melarang murid-murid-Nya untuk mencabut lalang tersebut. Dibiarkan saja. Nanti di akhir zaman (di saat akan panen gandum), akan ketahuan mana yang gandum dan mana yang lalang. Gandum akan dikumpulkan, demikian juga lalang akan dikumpulkan di tempat lain. Lalang akan dikumpulkan untuk dibakar, sedangkan gandum akan dikumpulkan serta dimasukkan ke dalam lumbung pemilik ladang.

Views: 11

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

1 thought on “Jelajah PB 36 (Matius 13:24-30 dan 36-43)”

  1. ☁😘😘☁😘😘☁
    😘😘😘😘😘😘😘
    😘😘😘😘😘😘😘
    ☁😘😘😘😘😘☁
    ☁☁😘😘😘☁☁
    ☁☁☁😘☁☁☁

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top