Tuhan Yang Menjadi Manusia (Jelajah PB 23)

Matius 9:1-13

Sesudah Yesus menyembuh orang yang kerasukan di pantai sebelah, maka Yesus naik perahu dan menyeberang ke kota-Nya sendiri, yaitu Kapernaum. Di Matius 4:12 dijelaskan bahwa Yesus sudah pindah dari kota Nazaret ke Kapernaum, setelah mendengar kabar bahwa Yohanes Pembaptis telah ditangkap. Di Kapernaumlah Yesus memulai pelayanan-Nya. Dan sekarang Dia kembali ke Kapernaum. Setibanya di kota tersebut, ada orang lumpuh yang dibawa kepada-Nya. Tentu banyak orang sudah mendengar tentang Yesus yang mempunyai kuasa untuk menyembuhkan penyakit. Mereka percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup, Raja orang Yahudi keturunan raja Daud. Hal inilah yang ditekankan oleh Matius dalam Injil yang ditulisnya.

Yesus melihat iman mereka yang percaya kepada-Nya. Kalau mereka tidak percaya, mereka tidak mungkin datang kepada Yesus untuk meminta kesembuhan. Karena itulah Yesus berkata kepada orang lumpuh itu, “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Iman inilah yang membuat dosa mereka diampuni, yaitu percaya kepada Yesus bahwa Dia adalah Juruselamat yang dijanjikan oleh Tuha sejak Adam dan Hawa, dan dijanjikan juga kepada Abraham, Musa, juga kepada Daud. Juruselamat itulah yang menghapus dosa seisi dunia.

Tetapi perkataan Yesus tersebut sempat mendapat pertentangan para ahli Taurat, di dalam hati mereka. Yesus dianggap menghujat Allah, karena hanya Allah-lah yang boleh mengampuni dosa orang. Ahli Taurat menganggap bahwa Yesus menempatkan posisi-Nya sebagai Allah. Padahal sebenarnya memang demikian. Karena itulah, Yesus kemudian menjelaskan hal tersebut di ayat 4-6. Sepertinya Tuhan Yesus sengaja memberi tahu bahwa diri-Nya Mesias, Dia adalah Tuhan yang berkuasa mengampuni dosa orang.

Yesus Kristus adalah Tuhan yang menjadi manusia. Dialah Juruselamat yang menebus dosa dunia. Dia sengaja mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan, melalui perkataan-Nya kepada orang lumpuh ini.  Dan orang lumpuh itupun disembuhkan. Bagaimana dengan kita? Apakah dalam hidup kita, kita sudah mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kita? Hal itu sangat penting, karena bukan hanya menyembuhkan penyakit jasmani kita, tetapi yang paling penting, Dia akan menyembuhkan kita dari penyakit rohani. Sang Juruselamat sudah lama dinubuatkan oleh para nabi, dan salah satu tandanya ialah Dia bisa mengadakan mujizat-mujizat. Yesus membuktikan bahwa diri-Nya adalah Sang Juruselamat.

Di ayat 9, Matius menulis kesaksiannya sendiri, tetapi tidak menuliskan bahwa dia adalah orang Lewi. Hal tersebut dijelaskan di dalam Injil Markus dan Lukas. Matius tahu bahwa seorang Lewi tidak seharusnya menjadi pemungut cukai. Kaum Lewi seharusnya melayani di Bait Allah. Mungkin karena terjadi sesuatu yang diluar kendalinya, Matius menjadi pemungut cukai.

Ketika Yesus memanggil Matius menjadi murid-Nya, maka Matius langsung mengikuti Yesus. Puji Tuhan, ternyata Matius tidak menunda-nunda panggilan yang ditujukan kepadanya. Dia langsug berdiri dan mengikuti Yesus. Matius langsung meninggalkan pekerjaannya sebagai pemungut cukai. Lalu, kemungkinan besar Matius mengundang teman-temannya datang karena dia keluar dari pekerjaannya sebagai pemungut cukai. Mungkin semacam pesta perpisahan. Yesus dan murid-murid-Nya pun diundang datang. Mereka makan bersama.

Orang Farisi langsung mengkritik apa yang dilakukan oleh Yesus dan para murid. Pandangan masyarakat pada saat itu, pemungut cukai dilihat sebagai orang yang sangat berdosa. Bukan hanya sekedar mereka merupakan kaki tangan penjajah Romawi, tetapi sistem perpajakan bisa mengambil keuntungan besar dan bisa memeras rakyat. Hal itulah yang menyebabkan para pemungut cukai bertindak galak, supaya bisa menyetor uang pajak kepada penjajah, dan dia pun mendapatkan keuntungan yang besar dari selisih setoran tersebut. Posisi pemungut cukai juga ladang tempat melakukan korupsi.

Karena itulah, pemungut cukai sangat dibenci banyak orang pada waktu itu. Yesus datang ingin menyelamatkan mereka. Pemungut cukai perlu sadar bahwa mereka masih bisa diselamatkan. Mereka bisa mendapatkan kepastian masuk Sorga juga. Mendengar kritikan itu, Yesus menjawab, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.” Yesus makan bersama dengan para pemungut cukai adalah salah satu tindakan bahwa Yesus mengasihi mereka. Yesus ada di tengah-tengah mereka supaya para pemungut mengetahui juga bahwa Yesus adalah Mesias, Juruselamat yang menjadi manusia. Jika pemungut cukai itu percaya kepada-Nya, mereka juga akan diselamatkan. Di ayat 13 mengajarkan bahwa, yang Tuhan harapkan dari hati manusia adalah ibadah yang tulus, bukan kemunafikan. Disebut munafik jika kita kelihatan beribadah kepada Tuhan, padahal tidak dari dalam hatinya.

Views: 34

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top