Sesuai Cara Tuhan (Jelajah PL 384)

Imamat 1:11-17

Setelah disembelih dan darahnya disiramkan di sekeliling mezbah, maka korban itu dikuliti dan dagingnya dipotong-potong menurut bagian-bagian tertentu. Anak-anak Harun menaruh api di atas mezbah dan menyusun kayu di atas api itu. Mereka mengatur potongan-potongan korban itu dan kepala serta lemaknya di atas kayu yang sedang menyala itu. Ketika dibakar, maka ini menjadi simbol bahwa Tuhan menerima persembahan itu. Api seringkali dipakai untuk menggambarkan kekuatan Tuhan untuk memurnikan dan menguji manusia.

Ketika persembahan itu diterima oleh Tuhan, akan ada api di atas korban itu. Kita diingatkan dengan kisah Elia yang sedang bertarung dengan nabi-nabi baal. Pada waktu itu nabi-nabi baal meminta ilah mereka untuk menurunkan api ke atas mezbah yang mereka buat. Tetapi api itu tidak pernah turun. Mezbah Elia yang sudah disiram dengan air, dihanguskan oleh api dari Tuhan. Jadi, pembakaran mezbah itu melambangkan bahwa Tuhan menerima korban persembahan itu.

Manusia harus membawa korban persembahan ini dengan cara Tuhan, bukan dengan sembarangan. Karena itu Tuhan memberikan peraturan khusus tentang korban persembahan ini. Aturan detail, misalnya di ayat 11, imam harus menyembelih korban itu di sisi mezbah sebelah utara di hadapan Tuhan. Penjelasan-penjelasan khusus lain juga disampaikan di ayat-ayat sesudahnya. Jika kita ingin mendekat kepada Tuhan dan berkenan kepada-Nya, tidak boleh dengan cara sendiri.

Ketika kita mau datang dan mendekat kepada Tuhan, seharusnya kita datang dengan kondisi dan syarat yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Ketika kita datang kepada sesama manusia saja, kita perlu mengerti aturannya, apalagi kita sedang akan mendekat kepada Tuhan, Sang Penguasa alam semesta ini. Kain pernah mencoba dengan caranya sendiri pada waktu mau mempersembahkan korban. Ia mempersembahkan hasil panen yang tidak diperintahkan oleh Tuhan. Memang nanti kita bisa melihat ada persembahan dari hasil panen. Tetapi pada saat Kain, yang diinginkan oleh Tuhan bukan itu.

Persembahan yang seharusnya dipersembahkan oleh Kain dan Habel adalah untuk menggambarkan penebusan itu. Karena itu, korban persembahan yang harus disampaikan harus dalam bentuk binatang. Kemungkinan besar Habel mempersembahkan domba, karena domba yang paling menggambarkan Yesus Kristus. Seharusnya Kain tahu akan hal itu. Tetapi Kain sengaja datang dengan caranya sendiri. Ketika persembahan Kain itu tidak diterima oleh Tuhan, justru ia marah dan tidak mau menyesali diri sendiri.

Tuhan berkenan ketika kita melakukan segala sesuatu dengan iman percaya kepada Tuhan. Saat ini kita tidak perlu lagi melakukan korban ini, tetapi pada zaman itu mereka menyampaikan korban itu dengan iman kepada Tuhan.

Orang Israel yang tidak mampu dapat mempersembahkan burung. Bahkan orang tua Yesus pun pernah mempersembahkan burung (Lukas 2:21-24). Yesus Kristus lahir dari keluarga sederhana, yang hanya bisa mempersembahkan burung saja. 

Views: 22

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top