Imamat 17:1-5
Tuhan memberi petunjuk tentang perbedaan antara bangsa Israel dengan bangsa-bangsa lain sezamannya. Bangsa-bangsa lain telah mendirikan berbagai tempat pemujaan ilah mereka. Tempat pemujaan itu tersebar di berbagai tempat. Tuhan melarang kebiasaan seperti itu, bagi bangsa Israel. Jika orang Israel ingin mempersembahkan korban persembahan kepada Tuhan, mereka harus mempersembahkannya di suatu tempat. Tempat itu harus di hadapan Tuhan, yaitu di mezbah, di depan Kemah Suci. Mulai zaman Salomo, maka mereka mempersembahkan di depan Bait Suci.
Bagi orang Israel, mereka sebenarnya tidak harus menyembelih binatang di hadapan mezbah, ketika binatang itu ingin dikonsumsi oleh mereka. Tetapi dalam hal menyembelih binatang untuk dipersembahkan kepada Tuhan, maka orang Israel harus menyembelih binatang korban itu di hadapan mezbah. Nenek moyang mereka memang pernah melakukan penyembelihan korban di berbagai tempat, seperti yang dilakukan oleh Abraham, Ishak dan Yakub. Ketika Israel sudah menjadi bangsa, Tuhan melarang penyembelihan korban selain di hadapan mezbah.
Aturan dan perintah ini diberikan oleh Tuhan dengan beberapa alasan. Pertama, untuk menekankan kepada orang Israel bahwa Tuhan hanya bisa didekati sesuai dengan cara Tuhan. Tuhan akan berkenan dengan semua yang dilakukan oleh umat-Nya jika mereka melakukannya sesuai dengan cara dan aturan Tuhan. Dalam kehidupan orang percaya, motivasi yang murni dan benar itu tidak cukup. Motivasi yang murni dan benar itu harus ada. Tetapi ketika kita melakukan sesuatu tetapi tidak sesuai dengan cara atau aturan Tuhan, sama artinya kita sedang melawan Tuhan.
Bangsa Israel bisa mempersembahkan korban kepada Tuhan dengan motivasi yang benar, murni dan tulus. Tetapi jika caranya tidak sesuai dengan petunjuk Tuhan, maka Tuhan tidak akan berkenan dengan persembahan itu. Jika ada orang Israel mempersembahkan korban di luar dari tempat yang ditentukan, misalnya di rumahnya sendiri, sama saja dengan melanggar atau melawan ketetapan Tuhan. Tuhan tidak akan berkenan dengan persembahan seperti itu. Orang itu disebut sebagai orang yang hutang darah dan harus dilenyapkan.
Tuhan ingin menekankan kepada manusia bahwa mentaati Tuhan itu penting dan serius. Contoh lain, terjadi pada zaman Daud ketika ingin memindahkan tabut perjanjian ke Yerusalem. Untuk memindahkannya, mereka menggunakan kereta yang ditarik oleh lembu. Mereka meniru cara orang Filistin saat memindahkan tabut perjanjian itu. Orang Filistin tidak tahu aturan Tuhan, tetapi seharusnya Daud tahu aturan Tuhan. Sesuai aturan, yang berhak untuk mengangkat dan memindahkan tabut perjanjian itu adalah orang Lewi.
Ketika kereta yang ditarik lembu itu tergelincir dan hampir jatuh, Uza mengulurkan tangannya untuk menjaga tabut itu supaya tidak jatuh. Uza memiliki motivasi yang baik dan tulus. Tidak ada indikasi atau kesengajaan Uza untuk mengotori tabut perjanjian itu. Perbuatan Uza itu dihitung sebagai pelanggaran kepada Tuhan sehingga Uza dihukum mati oleh Tuhan pada saat itu juga. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan serius dengan aturan-Nya.
Views: 22