Manfaat Fisik dan Rohani (Jelajah PL 408)

Imamat 11:3-6

Tidak ada lagi pembedaan makanan halal dan haram di Perjanjian Baru dan zaman gereja ini. Di dalam 1 Korintus 6:12-13 dikatakan, “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun. Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.”

Makanan tidak lagi menjadi faktor yang dilihat oleh Tuhan dalam segi kerohanian. Di dalam 1 Timotius 4:1-5 menjelaskan bahwa semua yang diciptakan oleh Tuhan itu baik dan tidak ada suatu pun yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur. Semua itu telah dikuduskan oleh firman Tuhan dan oleh doa. Meskipun di Perjanjian Lama, mengenai halal dan haram ini alat peraga, tetapi kita masih bisa belajar dari prinsip-prinsip yang tercatat di sana.

Salah satu kriteria yang dibuat oleh Tuhan bahwa binatang yang memamah biak boleh dimakan dengan syarat yang lain yaitu berkuku belah. Dalam hal ini Tuhan sedang memikirkan kebaikan bagi umat Israel. Binatang yang dilarang oleh Tuhan untuk dimakan pada waktu itu kebanyakan merupakan binatang-binatang jembatan parasit. Artinya, Tuhan memperbolehkan binatang-binatang yang bisa dikonsumsi secara aman.

Memang, selain untuk menggambarkan hakikat, Tuhan memberi peraga secara fisik ini juga memiliki tujuan fisik yang baik. Seperti sunat, selain memiliki makna rohani, juga memiliki manfaat secara fisik. Sama halnya dengan binatang yang dibedakan antara halal dan haram ini, sepanjang sejarah terbukti bahwa orang Yahudi mendapatkan keuntungan fisik dari peraturan itu. Karena itu, orang-orang Yahudi biasanya memiliki usia yang lebih panjang dan lebih sehat.

Aturan-aturan ini telah menguntungkan orang Yahudi secara fisik. Mereka tidak mudah terserang penyakit dan bisa bertahan hidup dengan lebih sehat. Memang di zaman modern ini, telah ditemukan alat-alat memasak yang lebih canggih sehingga bisa memasak dengan kualitas yang lebih baik. Jika saat ini kita memenuhi semua cara masak yang higienis, maka semua daging bisa dimasak dengan baik dan sehat.

Tetapi di zaman Perjanjian Lama, peralatan masak sangat sederhana sekali. Tidak ada penelitian mendalam tentang makanan-makanan yang higienis. Jika dimasak dengan keterbatasan peralatan, tentu merugikan mereka. Karena itu, di zaman Perjanjian Lama, pembagian binatang halal dan haram ini memiliki manfaat yang baik secara fisik. Mereka bisa terhindar dari banyak penyakit. Ternyata gambaran rohani juga memiliki manfaat secara fisik.

Pada saat ini, kelinci tidak dimasukkan dalam kategori binatang yang memamah biak. Bintang yang memamah biak adalah binatang yang mencerna makanan berulangkali, makanan dimasukkan ke dalam perut, tetapi ada saatnya mereka mengeluarkan makanan itu di mulut untuk dikunyah kembali. Kelinci memakan makanannya, dicerna di perut dan dibuang. Tetapi hasil buangan itu dimakan lagi untuk mendapatkan nutrisi yang masih tersisa. Kategorinya hampir sama, sehingga bisa saja diistilahkan sebagai binatang yang memamah biak dengan cara yang berbeda.

Views: 30

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top