Kusta Sebagai Gambaran Dosa (Jelajah PL 411)

Imamat 13:2-8

Kusta di dalam Alkitab menggambarkan tentang berbagai macam penyakit yang menyerang kulit. Selain itu, menggambarkan juga tentang penyakit bengkak seperti tumor. Penekanan kusta pada zaman Perjanjian Lama bukan dari segi medisnya, tetapi dari segi seremonial dan keagamaan. Kusta sering dipakai oleh Tuhan untuk menggambarkan hukuman. Hal ini berbeda dengan kusta di zaman modern ini. Kusta pada zaman ini bukan penyakit hukuman dari Tuhan. Di sinilah letak perbedaannya.

Karena kusta menjadi penyakit hukuman dari Tuhan, maka yang mendapatkan wewenang untuk pentahiran adalah imam, bukan tabib. Jika dilihat secara medis, maka yang memiliki wewenang untuk menyatakan kesembuhan adalah tabib. Tetapi karena ini berhubungan dengan keagamaan atau seremonial, maka Tuhan memberi wewenang pentahiran itu kepada imam. Orang-orang pada waktu itu, yang memiliki masalah kusta, biasanya akan berhubungan dengan kesalahan dan dosa yang pernah diperbuat.

Pada saat ini, yang menjadi imam adalah semua orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Karena itu, kita bisa menolong orang-orang yang sedang mengalami penyakit kusta secara rohani, bukan secara medis. Kusta menjadi gambaran dosa. Kita sebagai imam, yang bisa menilai kehidupan seseorang, terutama secara rohani. Karena sejatinya, orang-orang percaya adalah makhluk rohani yang masih hidup di tubuh jasmani.

Orang-orang yang mengalami gejala kusta, mereka harus menghadap kepada imam Harun untuk memeriksakan diri. Imam yang memiliki kewenangan untuk menentukan, penyakit yang diderita itu apakah penyakit kusta atau tidak. Hal ini juga menggambarkan Yesus Kristus sebagai Imam Besar, yang memiliki standar tertinggi. Ketika seseorang menganggap dirinya tahir, ketika ia mencoba untuk membandingkan dengan Yesus Kristus, akan nyata dosanya.

Ketika seseorang datang kepada Yesus Kristus, orang itu akan melihat Yesus sebagai Pribadi yang sangat sempurna, tanpa dosa dan cela. Orang seharusnya sadar dengan kenajisan dan dosa-dosanya. Sebagai orang percaya, sebenarnya kita pun bisa membedakan dengan jelas, tentang dosa atau tidak berdosa. Melalui Alkitab, kita bisa menunjukkan dosa. Kita memiliki tugas mengarahkan mereka untuk menghadap Imam Besar, untuk mendapatkan pentahiran dari Imam Besar.

Ketika ada gejala yang aneh di kulit umat Israel, mereka harus segera memeriksakannya pada imam. Imam akan memeriksa gejala-gejala yang muncul di kulit itu. Misalnya, jika bulu di tempat penyakit itu sudah berubah putih dan penyakit itu kelihatan lebih dalam dari kulit, maka itu adalah penyakit kusta. Jika itu terjadi, maka imam harus menyatakan orang itu najis.

Dari keterangan ini, semakin jelas bahwa kusta yang digambarkan di dalam Alkitab berbeda dengan penyakit kusta yang ada pada hari ini. Gambaran bulu yang berubah menjadi putih merupakan penjelasan dosa yang bisa masuk ke dalam diri seseorang dan mengubah kehidupan. Dia bisa berawal dari kecil, lalu meluas dan mendalam. Hal-hal yang sepele bisa menjadi permulaan bagi dosa.

Views: 23

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top