Hakim Yang Adil (Jelajah PL 433)

Imamat 19:17-25

Kita tidak diperbolehkan untuk membenci orang lain, meskipun hanya di dalam hati. Lebih baik berterus terang dan menegor orang tersebut. Hal ini sering terjadi dalam kehidupan masyarakat pada saat ini. Misalnya, ada orang yang bersalah kepada kita. Lalu kita benci terhadap orang itu, yang mengakibatkan mendatangkan dosa atas diri sendiri. Awalnya orang lain yang bersalah kepada kita. Tetapi jika respon kita salah, justru bisa mendatangkan kerugian atas diri kita sendiri.

Jika ada orang yang bersalah kepada kita, lebih baik kita menegur atau memberitahu kesalahan orang tersebut. Jangan sampai justru kita yang berdosa karena dia. Jangan karena kesalahan orang lain, justru itu merusak hati dan hidup kita sendiri. Kita bisa saja memilih untuk menjadi marah, bahkan menjadi pendendam. Lebih baik kita peka dan terus berhati-hati dalam respon dan tindakan kita.

Jika terjadi ketidakadilan pada kita, kita bisa menyampaikan itu kepada Tuhan, karena Dialah Hakim yang adil. Firman Tuhan berkata bahwa kita tidak diperbolehkan menuntut balas. Yang Tuhan tekankan adalah kasihilah sesamamu manusia seperti diri sendiri. Ada Tuhan yang memperhatikan kehidupan kita. Dialah yang akan bertindak menjadi Hakim yang adil atas setiap perlakuan yang terjadi terhadap diri kita.

Terdapat juga perintah yang mungkin tidak pernah diterapkan pada hari ini, yaitu dilarang mengenakan pakaian yang dibuat dari dua jenis bahan. Pakaian kita hari ini mungkin dibuat lebih dari dua jenis bahan. Aturan ini menjadi aturan simbolis di dalam Perjanjian Lama. Tujuan aturan ini adalah untuk mengajarkan bahwa hal yang benar dan yang salah tidak boleh dicampuradukkan. Bahan yang murni harusnya tetap murni dan tidak dicampur dengan bahan yang lain, terutama yang tidak murni.

Peraturan selanjutnya digunakan untuk melindungi hak dari budak perempuan. Pada waktu itu, budak bisa dianggap seperti benda atau binatang yang tidak berharga. Pada zaman itu, bangsa selain Israel sangat memandang rendah status budak. Tetapi bagi bangsa Israel, Tuhan memberi perlindungan pada budak yang ada di bangsa Israel. Jika ada budak perempuan yang diperlakukan tidak benar, maka budak itu harus dibayar atau ditebus.

Peraturan selanjutnya juga tidak pernah kita dengarkan di zaman ini. Dikatakan bahwa ketika bangsa Israel sudah masuk ke tanah Kanaan dan menanam berbagai macan pohon buah-buahan, maka mereka tidak diperbolehkan untuk memetik buah itu selama tiga tahun. Selama itu juga, buah tersebut tidak boleh dimakan. Tetapi pada tahun keempat, maka semua buah itu menjadi persembahan kudus, sebagai puji-pujian bagi Tuhan.

Pohon buah-buahan akan lebih cepat bertumbuh, jika beberapa tahun pertama pohon itu memang dibiarkan terlebih dulu. Artinya buah itu tidak boleh dipetik, atau dijual dan dimakan terlebih dulu. Mereka bisa hidup dari tanaman lain terlebih dulu. Memang peraturan ini hanya untuk pohon buah-buahan. Setelah tahun keempat dipersembahkan kepada Tuhan, maka di tahun kelima, pohon itu akan menghasilkan buah yang layak untuk dimakan oleh mereka.

Views: 27

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top