Tuhan Membiarkan (Jelajah PL 274)

Keluaran 14:1-4

Tuhan dengan sengaja menuntun orang Israel keluar dari tanah Mesir, tetapi tidak langsung menuju ke tanah Kanaan. Jika kita melihat peta yang ada di Alkitab bagian belakang, jika dari Mesir menuju ke Kanaan, bisa melewati jalan menyusuri pantai Mediterania. Jalan itu lebih singkat, yang mungkin bisa sampai hanya dalam beberapa minggu saja. Tuhan sengaja menuntun mereka dengan jalan memutar dengan beberapa alasan. Alasan pertama, Tuhan ingin membawa bangsa Israel ke gunung Sinai. Di sana, Tuhan ingin membuat perjanjian dengan bangsa Israel. Tuhan ingin menyatakan hukum-hukum-Nya, sebelum mereka masuk ke tanah perjanjian.

Alasan kedua, ada di dalam Keluaran 13:17-18, Tuhan ingin membangkitkan terlebih dulu iman dari orang-orang Israel. Tuhan ingin melatih bangsa Israel agar kuat dan tidak lemah. Mereka sudah terbiasa dengan perbudakan. Mereka rela untuk disiksa, daripada harus berjuang demi kemerdekaan dan kebebasan mereka. Mereka sudah terbiasa pasrah dan menerima perlakuan yang tidak baik dan tidak adil. Dalam hal penderitaan, mereka sudah terbiasa dan lebih kuat. Jika mereka harus berperang, maka mereka tidak siap.

Dalam perjalanan menuju ke Kanaan, mereka memasuki daerah-daerah yang tidak terlalu menguntungkan. Tuhan memerintahkan mereka untuk balik kembali dan berkemah di Pi-Hahirot. Mereka berputar-putar, karena sudah berjalan sekian lama, harus kembali lagi. Mereka sebenarnya sudah keluar dari Mesir, tetapi Tuhan memberi perintah supaya kembali. Mereka harus berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut. Kita tidak tahu persis mengenai letak tempat ini. Tempat itu ada di depan laut.

Tuhan akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar orang Israel. Melalui hal ini, Tuhan ingin menyatakan kemuliaan-Nya, sehingga orang Mesir tahu bahwa Tuhan yang disembah oleh orang Israel adalah Tuhan yang maha kuasa. Ketika Tuhan mengeraskan hati seseorang, Tuhan tidak membuat orang tersebut melawan keinginannya sendiri. Dari awal, Firaun memang ingin mengeraskan hatinya, sehingga Tuhan menjadikan hati Firaun semakin keras. Tuhan membiarkan Firaun pada kejahatannya, karena memang itu adalah pilihan Firaun sejak semula. Ketika Tuhan membiarkan kejahatan orang tersebut, artinya Tuhan sedang mengeraskan hatinya.

Di dalam Roma 1:18-24 dst menjadi contoh bahwa Tuhan menyerahkan mereka pada keinginan hati mereka. Ini menjadi salah satu cara Tuhan menghukum manusia. Ketika Roh Kudus tidak lagi bekerja pada hati seseorang untuk mengingatkannya, artinya Tuhan membiarkan orang itu mengikuti sifat hatinya yang jahat. Dengan cara seperti itu, Tuhan seolah-olah mengeraskan hatinya. Inilah yang terjadi para Firaun. Firaun memang tidak percaya Tuhan dan sejak dari awal memiliki keinginan untuk menentang Tuhan.

Di dalam Roma 1:26, Tuhan menyerahkan orang-orang yang menentang-Nya kepada hawa nafsu yang memalukan. Hawa nafsu itu sudah timbul dari diri mereka sendiri. Tuhan bukan hanya membiarkan, tetapi sengaja menyerahkan, karena memang tidak ada kemungkinan bagi mereka untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan. Itulah yang terjadi pada Firaun. Di dalam kitab Keluaran, kita bisa membaca bahwa Firaun telah berkali-kali mengeraskan hatinya, sehingga Tuhan akhirnya menyerahkan hati Firaun itu kepada kekerasan hatinya sendiri.

Views: 30

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top