Tuhan Itu Kudus (Jelajah PL 225)

Keluaran 3:3-7

Malaikat Tuhan menampakkan diri dalam semak duri yang terbakar. Hal ini memang aneh, tetapi nyata. Ketika melihat hal itu, Musa juga terheran-heran. Karena itu Musa memutuskan untuk melihat penglihatan yang hebat itu. Ini benar-benar mujizat dan bukan fatamorgana. Musa sudah berada di daerah itu selama empat puluh tahun. Dia akan bisa dengan mudah membedakan antara kenyataan dengan fatamorgana. Musa sendiri menyatakan bahwa ia melihat sesuatu yang hebat. Semak duri itu terbakar tetapi tidak terbakar. Semak duri itu dilalap api tetapi tidak hangus dan habis.

Mujizat ini penting karena Musa akan dipakai oleh Tuhan untuk melakukan hal yang besar dan berat. Tuhan ingin memperlihatkan kemahakuasaan-Nya, supaya Musa kuat untuk menerima perintah ini. Jika Tuhan mampu untuk melakukan mujizat demi mujizat, maka Tuhan juga mampu untuk membebaskan bangsa Israel. Musa penasaran dengan semak duri itu, sehingga ia mendekati tempat itu. Selanjutnya Tuhan mengajarkan kepada Musa tentang kesucian dan kemuliaan. Dosa membuat manusia terpisah dari kesucian dan kemuliaan Tuhan.

Tuhan itu kudus dan terpisah dari segala hal. Tuhan tidak bisa didekati oleh doa, karena Tuhan itu kudus. Tuhan terpisah dari ciptaan-Nya, karena ciptaan-Nya yang telah berdosa tidak dapat menjangkau kemuliaan Tuhan. Supaya kemuliaan Tuhan terjangkau, di dalam Perjanjian Baru Yesus Kristus hadir untuk menjadi jalan. Tidak seorang pun dapat melihat Bapa, selain melihat Anak, karena telah dinyatakan di dalam Yesus Kristus. Tidak ada seorang pun dapat sampai kepada Bapa, jika tidak melalui Yesus Kristus.

Kekudusan yang dimiliki oleh Tuhan membuat Tuhan tidak bisa didekati oleh manusia yang berdosa. Karena itu, ketika Musa ingin mendekati semak duri  itu, maka Tuhan berseru kepada Musa dengan berkata, “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.” Akhirnya Musa melepaskan kasutnya dan mendekat. Tuhan memperkenalkan diri kepada Musa, sebagai Allah ayahnya, yaitu Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.

Tuhan menyampaikan kepada Musa bahwa Tuhan telah mengetahui penderitaan bangsa Israel di tanah Mesir. Tuhan mengetahui kesulitan umat-Nya. Meskipun Tuhan tahu kesulitan umat-Nya, tetapi Ia tidak serta merta menolong mereka. Tuhan memiliki waktu tersendiri untuk menolong umat-Nya. Yang perlu kita sadari, seringkali waktu yang kita harapkan belum tentu waktu yang dianggap tepat oleh Tuhan. Di dalam perbudakan itu, Tuhan ingin menempat dan mengajarkan hal baik kepada bangsa Israel. Sebagai bangsa, mereka harus kuat.

Kesulitan juga akan terjadi dalam hidup kita. Persoalan dan permasalahan sering terjadi dalam hidup kita dan bahkan menghimpit kita. Semua itu bisa Tuhan pakai untuk menempa dan membentuk kita. Di dalam Mazmur 119:67 dikatakan, “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.” Tuhan menunggu bangsa Israel memiliki mental yang kuat serta terbentuk dengan baik.

Views: 22

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top