Keluaran 1:1
Kitab Keluaran merupakan sambungan dari kisah di kitab Kejadian. Penulis kitab Keluaran adalah orang yang sama, penulis kitab Kejadian, yaitu Musa. Musa menjadi penulis kitab ini, dengan beberapa bukti. Di dalam Keluaran 17:14 dikatakan, “Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Tuliskanlah semua ini dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit.”
Bukti lain terdapat di dalam Keluaran 34:4 dikatakan, “Lalu Musa memahat dua loh batu sama dengan yang mula-mula; bangunlah ia pagi-pagi dan naiklah ia ke atas gunung Sinai, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, dan membawa kedua loh batu itu di tangannya.” Di ayat 27-28 dikatakan, “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Tuliskanlah segala firman ini, sebab berdasarkan firman ini telah Kuadakan perjanjian dengan engkau dan dengan Israel. Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.”
Di dalam Keluaran 24:4 dikatakan, “Lalu Musa menuliskan segala firman TUHAN itu. Keesokan harinya pagi-pagi didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel.” Mengenai kesimpulan bahwa Musa adalah penulis kitab ini, sangat penting bagi kita. Saat ini banyak sekali beredar pendapat dan tulisan bahwa Musa bukanlah penulis dari kelima kitab pertama di dalam Perjanjian Lama. Bahkan mereka yang meragukan Musa pun tidak bisa menunjukan dengan pasti, penulis kitab yang mereka ketahui.
Orang-orang tersebut berusaha untuk mencari penulis kitab, tetapi tidak pernah menemukannya. Mereka mencoba untuk meragukan Musa, tetapi tidak bisa memperlihatkan bukti-bukti pendapat mereka. Bisa dipastikan bahwa mereka bukanlah orang-orang yang dilahirkan kembali. Mereka belajar Kitab Suci dengan tujuan untuk mengkritik Kitab Suci tersebut. Meskipun mereka sekolah Teologi, tetapi tujuannya bukan untuk memperkuat iman. Bersamaan dengan mempelajari Kitab Suci, mereka juga tidak sedang menghargai Kitab Suci itu sendiri.
Tidak semua sekolah Teologi mempelajari Kitab Suci untuk memperkuat iman. Bahkan tidak sedikit dari mereka pada akhirnya berkesimpulan tidak mengakui Kitab Suci sebagai firman Tuhan. Hal ini jelas sangat berdampak buruk bagi pertumbuhan iman Kristen. Bisa dibayangkan jika mereka mengajar di sekolah Teologi atau bahkan menjadi Gembala Jemaat di gereja, mereka akan mengajarkan hal-hal yang salah. Orang yang meragukan Kitab Suci sebagai firman Tuhan, tidak akan pernah memberikan pengajaran yang benar.
Bukti lain ada di dalam Markus 12:26 dikatakan, “Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub?” Cerita tentang semak duri berada dalam kitab Keluaran. Tuhan Yesus sendiri, melalui kitab Markus menyatakan bahwa kitab itu disebut sebagai kitab Musa. Artinya, Tuhan Yesus sedang menyatakan bahwa Musa adalah penulis kitab Keluaran.
Views: 24