Keluaran 30:22-38
Tuhan memberikan resep untuk membuat minyak urapan. Minyak urapan ini dibuat khusus, tidak seperti minyak urapan yang beredar serta dipakai oleh gereja-gereja tertentu pada hari ini. Di zaman Perjanjian Lama, minyak urapan dipakai untuk mengkhususkan atau menguduskan sesuatu bagi Tuhan. Semua yang sudah diurapi dengan minyak itu, tidak bisa digunakan dengan sembarangan. Untuk pengurapan manusia, hanya tiga golongan orang yang diurapi, yaitu: raja, nabi dan imam. Karena itu, Yesus Kristus disebut juga sebagai Mesias, artinya Yang Diurapi.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat minyak urapan, beberapa mungkin tidak bisa kita dapatkan pada saat ini: mur tetesan, kayu manis yang harum, tebu yang baik, teja dan minyak zaitun. Semuanya dicampur dengan cermat seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah. Itulah yang menjadi minyak urapan yang kudus.
Di Perjanjian Baru tidak ada ritual pengurapan. Sebagai orang percaya, kita semua sudah diurapi oleh Roh Kudus, tidak diurapi secara fisik. Di dalam 1 Yohanes 2:27 dikatakan, “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu – dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta – dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.”
Setiap orang percaya, di dalam dirinya tetap ada pengurapan. Tidak ada lagi praktik-praktik pengurapan secara fisik. Seharusnya tidak ada orang yang mengakui diri sebagai orang yang diurapi, melebihi dari yang lain. Jika ada orang yang mengaku sebagai orang yang diurapi secara khusus, sama artinya bahwa orang itu mengaku imam atas diri orang lain. Bahkan tanpa sadar, orang tersebut telah memposisikan diri sebagai mesias, tetapi palsu.
Semua orang percaya adalah orang yang sudah diurapi oleh Roh Kudus. Pengurapan itu terjadi secara pribadi, ketika kita bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Hal itu tidak perlu disombongkan di hadapan orang percaya yang lain. Jika ada orang yang menyombongkan diri seperti itu, sangat berbahaya, karena secara tidak langsung ingin merebut posisi Kristus sebagai Mesias.
Tuhan juga memberitahu resep pembuatan ukupan. Bahan-bahan yang dipakai: getah damar, kulit lokan, getah rasamala dan kemenyan tulen. Semua bahan dicampur, digarami, murni dan kudus. Sebagian dari ukupan itu digiling sampai halus, untuk diletakkan di hadapan tabut hukum di dalam Kemah Pertemuan, pada saat Tuhan bertemu dengan orang Israel, haruslah itu maha kudus bagi orang Israel.
Tuhan tidak ingin ukupan ini dipakai untuk tujuan-tujuan biasa. Tuhan ingin supaya resep ukupan ini hanya dipakai di dalam Kemah Suci. Orang yang membuat minyak seperti itu dengan maksud untuk menambah wangi di rumah atau ruangan tertentu, haruslah ia dilenyapkan dari antara bangsanya. Doa hanya boleh ditujukan kepada Tuhan, tidak boleh ditujukan kepada yang lain. Kita tidak boleh berdoa kepada orang biasa. Ada orang yang berdoa kepada orang tuanya yang sudah meninggal. Maria juga sudah meninggal dan ia manusia biasa, jangan berdoa kepadanya.
Views: 28