Nama Tuhan dan Hari Sabat (Jelajah PL 297)

Keluaran 20:7-11

Hukum ketiga: jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Nama adalah identitas diri. Nama akan menjadi simbol bagi diri. Ketika nama diperlakukan dengan tidak sopan, sama saja sedang menyerang orang tersebut. Tuhan tidak ingin nama dan apapun yang dikaitkan dengan Diri-Nya, diperlakukan secara sembarangan. Di pasal 19, Tuhan telah mengajarkan kepada bangsa Israel tentang kekudusan Tuhan. Tuhan tidak mau dipermainkan. Tuhan ingin bangsa Israel menghormati Diri-Nya.

Hal ini juga masih berlaku bagi kita, saat ini. Kita tidak diperbolehkan memanggil nama Tuhan dengan sembarangan. Kita mungkin sering mendapati ada orang yang memaki-maki dengan nama Tuhan, dengan nama Yesus. Nama-nama itu sering juga digunakan ketika sedang terkejut. Jika kita pernah melakukan hal itu, sebaiknya tidak perlu dilakukan lagi. Orang Israel takut dengan peraturan ini, sampai mereka tidak berani menyebut nama Tuhan.

Sebenarnya Tuhan tidak pernah melarang manusia menyebut nama-Nya. Ketika kita memanggil dan menyebut nama Tuhan, seharusnya dilakukan dengan hormat, bukan untuk dipermainkan. Nama Tuhan bukan untuk diperkatakan sembarangan, bukan untuk olok-olok dan makian. Jika kita menyebut nama Tuhan dengan benar, maka kita tidak bersalah.

Hukum keempat: ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Hari Sabat yang dimaksudkan adalah hari ketujuh dalam satu minggu bagi orang Yahudi. Tuhan ingin supaya bangsa Israel menguduskan hari Sabat ini. Menguduskan artinya memisahkan. Hari Sabat dipisahkan supaya berbeda dengan hari yang lain. Alasan mengkhususkan hari Sabat, karena Tuhan telah memberikan pola itu. Pola ini sudah diberikan oleh Tuhan pada saat masa penciptaan. Enam hari Tuhan sudah bekerja untuk menciptakan segala sesuatu, lalu Ia berhenti pada hari ketujuh.

Tuhan sedang memberikan pola kepada manusia, yaitu bekerja dalam enam hari dan satu hari untuk beristirahat. Hari yang dimaksudkan memang literal, sama seperti hari-hari yang berlaku saat ini. Kaum evolusi sering mengatakan bahwa satu hari bisa berarti jutaan tahun. Jika mengikuti pengertian dari kaum evolusi, maka perhitungan hari-hari yang ada di dalam Alkitab dan di kehidupan kita pada saat ini, akan sangat kacau.

Orang Yahudi tidak diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan pada hari Sabat. Pada awalnya mereka membangkang dan tidak melakukan peraturan ini. Tetapi belakangan mereka cukup setia dengan peraturan ini. Bahkan karena terlalu setia dengan peraturan ini, mereka sampai mengkultuskan hari Sabat. Mereka tidak mau mengerti dengan alasan aturan ini diberlakukan. Mereka telah kehilangan makna yang sebenarnya dari hari Sabat itu.

Tuhan memberikan aturan ini supaya dijadikan pola bagi kehidupan manusia. Pola ini membuat manusia sehat, karena memang manusia perlu istirahat. Manusia perlu waktu khusus untuk Tuhan. Jika manusia tidak diberi aturan pola seperti ini, maka manusia akan cenderung mengejar kekayaan dan melupakan Tuhan.

Views: 19

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top