Menyisihkan Waktu Bagi Tuhan (Jelajah PL 366)

Keluaran 35:2-3

Manusia bukan saja perlu beristirahat secara jasmani, tetapi juga perlu memenuhi keperluan rohani. Itulah Sabat bagi orang Israel. Tuhan memberi perintah kepada orang Israel untuk menguduskan hari Sabat. Menguduskan artinya memisahkan atau mengkhususkan sesuatu untuk tujuan khusus (tertentu). Hari Sabat harus menjadi hari perhentian kudus bagi bangsa Israel. Hari Sabat menjadi hari perhentian penuh bagi Tuhan, menjadi hari yang rohani. Karena menjadi bagian ibadah simbolik, maka pada hari Sabat orang Israel dipaksa untuk memikirkan dan memperhatikan perkara rohani.

Di zaman Perjanjian Baru, hari Sabat ini sudah tidak berlaku lagi. Hari Sabat juga tidak lagi mengikat bagi kita. Kita harus melihat Perjanjian Lama dari sudut pandang Perjanjian Baru. Perjanjian Baru seringkali menyingkapkan bagi kita hal-hal yang tersembunyi di Perjanjian Lama. Perjanjian Baru seharusnya menjadi pedoman bagi kita untuk mengerti Perjanjian Lama.

Di dalam Yohanes 5:18 dikatakan, “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.” Dari ayat ini kita bisa menyimpulkan bahwa hari Sabat sudah tidak berlaku lagi bagi kita, yang hidup di zaman Perjanjian Baru dan zaman gereja ini.

Memang ada beberapa gereja yang masih memegang aturan hari Sabat. Hanya saja mereka tidak mau mentaatinya dengan segenap hati, sesuai dengan hukum Taurat tersebut. Apalagi ada hukuman mati jika ada orang-orang yang tetap memegang hukum ini dan tidak menaatinya. Jika tidak ada hukuman mati bagi orang yang tidak menaati hari Sabat di hari ini, berarti mereka juga tidak melakukan hukum Taurat dengan penuh. Artinya, memang ada hukum-hukum yang tidak diberlakukan lagi di Perjanjian Baru dan di zaman sekarang ini.

Hukum Sabat sebenarnya hanya berlaku bagi bangsa Israel. Orang Israel tidak diperbolehkan untuk memasang api di mana pun dalam tempat kediamannya pada hari Sabat. Ketika Tuhan memberikan aturan ini, Tuhan sudah tahu bahwa aturan ini bukan aturan untuk umum. Aturan ini juga tidak berlaku sepanjang masa. Jika ada orang saat ini yang tinggal di daerah dingin, pada hari Sabat tidak boleh menyalakan api, maka mereka akan mati kedinginan. Karena itu, Tuhan memberikan aturan ini hanya kepada bangsa Israel, itupun di zaman tertentu saja. Di zaman Tuhan Yesus, perintah ini sudah tidak berlaku lagi.

Dari hal ini kita disadarkan bahwa peraturan Sabat merupakan simbol bahwa kita harus mengutamakan Tuhan. Kita harus menyisihkan sebagian waktu kita untuk Tuhan. Tuhan tidak ingin manusia hanya fokus pada pekerjaan saja. Tuhan ingin supaya umat Tuhan mau merelakan waktunya bagi Tuhan. Waktu pada saat ini menjadi hal yang sangat penting dan berharga. Bahkan waktu lebih penting daripada uang. Uang bisa dicari kembali, tetapi waktu yang sudah lewat, tidak akan bisa kembali lagi.

Views: 25

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top