Mengelola Keinginan (Jelajah PL 304)

Keluaran 20:15-17

Hukum kedelapan: Jangan mencuri. Mencuri artinya mengambil sesuatu yang bukan milik sendiri. Langit, bumi dan segala isinya adalah milik Tuhan. Ketika kita mencuri, sebenarnya kita tidak hanya bersalah kepada orang yang dicuri barangnya, tetapi kita juga bersalah kepada Tuhan. Sikap tidak terpuji muncul ketika manusia mencuri, karena ia sedang tidak puas dengan semua yang ada padanya saat itu. Dengan kata lain, ia sedang menyalahkan Tuhan, karena menganggap Tuhan tidak memberkatinya. Orang yang mencuri biasanya adalah orang yang tidak mengucap syukur.

Hanya dengan mencuri, ada banyak aspek lain yang masuk di dalamnya. Bahkan Alkitab seringkali mencatat peristiwa-peristiwa pencurian ini. Misalnya, tokoh Yudas Iskariot yang dicatat sering mencuri uang kas yang dipegangnya. Ketika Yudas melakukan hal itu, sebenarnya sedang melemahkan imannya sendiri. Apalagi ia telah membohongi Tuhan Yesus. Karena kebiasaan yang melemahkan iman itu, akhirnya ia memilih untuk bunuh diri daripada mengaku salah dan bertobat kepada Yesus Kristus.

Hukum kesembilan: Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu. Di dalam Roma 3:4 dikatakan bahwa Allah adalah benar dan semua manusia pembohong. Sepertinya memang tidak ada manusia di dunia ini yang tidak pernah berbohong. Karena itulah, Tuhan menginginkan supaya manusia tidak berdusta. Orang percaya seharusnya menjadi contoh akan hal ini. Bagi bukan orang percaya, berbohong atau tidak menepati janji, sudah menjadi hal yang biasa. Bahkan ada saja yang mencari pembenaran dengan mengatakan berbohong demi kebaikan.

Perkataan yang keluar dari mulut kita, itulah janji dan kesaksian kita. Di dalam Matius 5:33-37 mengajarkan kepada kita untuk tidak bersumpah, tetapi seharusnya kita bisa menepati janji yang sudah kita katakan. Jika orang Kristen bisa menepati janji dengan baik serta memperkatakan hal-hal yang positif, maka bisa menjadi kesaksian baik bagi orang lain. Lebih baik kita berjanji tentang hal-hal yang mudah untuk ditepati, daripada berjanji tentang hal-hal yang sulit untuk ditepati. Hal ini kita lakukan, untuk menghindarkan diri dari ucapan dusta.

Hukum kesepuluh: Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini istrinya, atau hamba-hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu. Hukum ini tidak hanya mengatur tindakan lahiriah, tetapi juga hati dan pikiran. Ketika seseorang menginginkan milik orang lain, hal ini menunjukkan ketidakpuasan dengan berkat yang sudah diberikan oleh Tuhan kepadanya. Ini tentu bisa memicu pelanggaran lain, seperti mencuri, berbohong dan permusuhan karena iri.

Hari ini, godaan untuk mengingini milik orang lain, semakin besar. Misalnya, pengaruh media sosial yang seringkali menampilkan gaya hidup orang lain yang nampak lebih mewah. Supaya terhindar dari dosa ini, sebaiknya kita memilih untuk hidup berdamai dengan diri sendiri, serta bersyukur ata semua berkat Tuhan yang ada pada kita. Lebih baik mencukupkan diri dengan apa yang ada, daripada menginginkan hal-hal yang membuat kita justru akan lebih menderita.

Views: 24

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top