Keluaran 14:5-11
Ketika bangsa Israel harus kembali ke daerah Pi-Hahirot, mereka sepertinya sedang dikondisikan terjepit. Di daerah itu, bangsa Israel tidak memiliki jalan keluar, selain melewati laut. Karena itu di ayat 3, Firaun mengatakan bahwa mereka telah sesat di negeri itu dan padang gurun telah mengurung mereka. Tuhan sengaja menaruh orang Israel di situ, untuk menguji Firaun dan juga bangsa Israel. Di satu sisi, Tuhan memberi peluang bagi Firaun untuk menentang Tuhan. Ternyata itulah yang dipilih oleh Firaun, karena memang kebebalan dan kekerasan hatinya.
Sepertinya Firaun telah mengirim mata-mata untuk mengikuti orang Israel. Memang tidak sulit untuk melacak dua juta orang yang sedang melakukan perjalanan jauh. Perjalanan mereka tidak cepat, serta meninggalkan jejak yang sangat jelas. Akhirnya berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa Israel. Sebelum di ayat 8 Tuhan mengeraskan hati Firaun, ternyata hatinya telah berubah. Sebelumnya mereka membiarkan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Tetapi ternyata Firaun dan pegawai-pegawainya tidak rela melepaskan orang Israel dari tanah Mesir.
Orang Mesir sudah terbiasa menggunakan tenaga orang Israel, tanpa bayaran. Orang Mesir tidak terbiasa melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar. Mereka menjadi tuan bagi orang-orang Israel. Ketika mereka ditinggalkan oleh orang Israel, mereka kaget dengan kehidupan yang baru. Mereka ternyata tidak siap ditinggalkan oleh orang Israel. Mereka telah kehilangan kenyamanan hidup. Kemungkinan ketika orang Israel tidak ada di Mesir, maka orang Mesir mengalami kesengsaraan karena harus bekerja dengan tenaga mereka.
Bangsa Israel mengambil keputusan untuk membawa kembali orang Israel ke tanah Mesir. Karena itu, Firaun memasang keretanya dan bahkan membawa rakyatnya juga. Ada enam ratus kereta yang terpilih, masing-masing lengkap dengan perwiranya. Pasti rakyat Mesir yang ikut, lebih banyak dari itu. Mereka adalah orang-orang yang kuat. Jika mereka bertemu dengan orang Israel, maka akan terjadi pertarungan yang tidak seimbang, sehingga orang Israel akan mengalami kekalahan mutlak. Hanya saja, orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang dinaikkan.
Bisa dibayangkan bahwa rombongan Firaun datang dan mendekati orang Israel dengan penuh amarah dan dendam. Mungkin mereka masih ingat dengan anak sulung yang mati. Orang Israel pun berpikir demikian. Karena itu, ketika Firaun dan pasukannya sudah mendekat, maka orang Israel menoleh dan mereka sangat ketakutan. Orang Israel berseru-seru kepada Tuhan, meminta pertolongan. Ini adalah ujian pertama bagi iman bangsa Israel. Memang mereka ketakutan dan akan banyak bersungut-sungut. Melalui peristiwa ini, Tuhan ingin menyatakan kemuliaan-Nya bukan hanya untuk orang Mesir, tetapi juga untuk orang Israel.
Orang Israel mulai bersungut-sungut dan menuduh Musa, telah membawa mereka untuk mati di padang gurun. Bangsa Israel telah lupa bahwa merekalah yang meminta untuk mengeluarkan diri dari tanah Mesir. Mereka lupa dengan jeritan mereka yang menginginkan segera keluar dari tanah perbudakan itu. Dengan terjadinya masalah ini, mereka justru menyalahkan Musa. Hal ini juga bisa terjadi pada hidup kita, mudah berubah ketika mendapati tantangan atau masalah.
Views: 24