Keluaran 34:22-35
Selain hari raya Paskah, bangsa Israel juga memiliki hari raya Tujuh Minggu atau biasa disebut dengan hari raya Pentakosta. Selanjutnya ada hari raya pengumpulan hasil pada pergantian tahun, yang biasa disebut dengan hari raya Pondok Daun. Tiga hari raya besar ini yang harus diperingati oleh bangsa Israel setiap tahun. Ketaatan bangsa Israel akan berhubungan dengan penyertaan Tuhan, terutama ketika mereka masuk ke tanah Kanaan. Jika mereka taat, maka Tuhan akan menghalau semua musuh dari hadapan mereka.
Di ayat 27 dijelaskan bahwa Musa adalah penulis dari semua firman ini, penulis dari kitab Taurat. Memang ada orang-orang yang meragukan atau tidak percaya bahwa Musa adalah penulis kitab Taurat, dari kitab Kejadian sampai Ulangan. Musa bukan hanya menuliskan firman Tuhan ini di dalam kitab, tetapi juga di loh-loh batu. Tidak semua tulisan kitab Kejadian sampai Ulangan ditulis di atas loh batu. Hanya sepuluh firman yang tercatat di dalam Keluaran 20, yang ditulis di atas loh batu.
Musa berada di gunung itu bersama-sama dengan Tuhan selama empat puluh hari empat puluh malam. Ia tidak makan dan minum. Tuhan menopang Musa dengan kuasa-Nya, sehingga Musa bisa bertahan, tidak makan dan minum. Melalui Musa, Tuhan menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yaitu Kesepuluh Firman. Ketika Musa turun dari gunung Sinai, kulit mukanya bercahaya karena ia telah berbicara dengan Tuhan. Ternyata orang-orang Israel bersabar menantikan Musa.
Musa dan hukum Taurat merupakan bayangan dari semua yang akan terjadi pada orang percaya kelak. Tuhan mempersiapkan segala sesuatu yang lebih hebat dari semua itu. Di dalam Ibrani 10:1a dikatakan, “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri.” Di dalam 2 Korintus 3:6-16 Paulus menjelaskan bahwa pelayanan Musa atau pelayanan hukum Taurat merupakan bayangan dari pelayanan yang lebih dahsyat dan besar. Jika yang bayangan saja sudah dahsyat, apalagi pelayanan yang akan dilakukan untuk memenangkan orang-orang kepada Kristus di hari ini.
Muka Musa memang bercahaya, tetapi hanya sebentar saja. Supaya orang Israel tidak takut kepada Musa, maka Musa menggunakan selubung. Fungsi dari selubung itu juga untuk menyamarkan cahaya ketika sudah mulai pudar. Selubung itu digunakan sebagai simbol dari ketidakmengertian dari orang Israel dan orang-orang yang belum percaya akan firman Tuhan.
Jika kulit muka Musa bercahaya, maka kulit orang percaya pun akan bercahaya. Kulit muka Musa bercahaya karena ia berbicara dekat dengan Tuhan. Jika kita pada saat ini memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, kita akan bercahaya. Bedanya, kita akan bercahaya dari kesaksian hidup yang dilihat dan dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekitar kita.
Jika muka Musa bercahaya membuat orang Israel takut, seharusnya cahaya yang terpancar dari kita tidak menakutkan karena memancarkan kasih Kristus. Kesaksian kita seharusnya tidak menakutkan, tetapi justru akan menarik orang untuk datang dan percaya kepada Yesus Kristus. Yesus Kristus di dalam Matius 5:16 mengatakan, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di Surga.”
Views: 24