Berlaku Adil (Jelajah PL 318)

Keluaran 23:3-9

Tuhan ingin supaya keadilan ditegakkan. Orang Romawi menggambarkan keadilan seperti seorang perempuan yang ditutup matanya, tangan kirinya memegang timbangan dan tangan kanannya memegang pedang. Ini menjadi gambaran yang cukup bagus. Tetapi Tuhan dari awal sudah menegaskan bahwa keadilan itu tidak pilih kasih. Ada orang-orang yang suka memihak pada orang-orang besar atau kuat. Tetapi Tuhan tidak suka dengan hal itu, karena ada kecenderungan orang menerima suap. Suap membuat orang menjadi buta dan tidak memihak pada keadilan.

Di sisi lain, Tuhan juga tidak suka orang-orang memihak pada orang miskin. Memihak kepada orang miskin biasanya berkaitan dengan suku atau agama tertentu. Seperti kebiasaan saat ini, terutama di jalan rasa, biasanya jika terjadi kecelakaan maka yang kecil yang menang. Tentu hal seperti ini juga tidak benar. Jika mentalitas suatu bangsa tidak bisa lepas dari dua ekstrim ini, maka kita tidak akan bisa mengharapkan keadilan yang benar di negeri ini.

Berlaku adil artinya tidak pilih kasih. Jika seseorang terbukti bersalah, entah dia miskin atau kaya, maka mereka seharusnya mendapatkan hukuman yang setimpal, sesuai dengan hukum yang berlaku. Tuhan juga tidak suka dengan suap. Suap bisa mengakibatkan orang memutarbalikkan perkara. Suap juga berbicara mengenai pungutan-pungutan atau pembayaran yang tidak wajar. Karena itu ada istilah yang populer saat ini, jika kamu punya uang maka kamu akan berkuasa. Mentalitas seperti ini akan membuat kejatuhan di dalam masyarakat.

Selain memperhatikan hukum dan keadilan, kita juga memperhatikan orang-orang yang bisa dirugikan. Di dalam hukum Israel, bahkan Tuhan melindungi orang-orang asing. Biasanya orang-orang asing ini menjadi incaran. Tetapi Tuhan memberi perintah supaya orang-orang asing ini tidak mengalami tekanan. Tuhan juga mengingatkan bahwa dulu orang Israel juga pernah menjadi orang asing di tanah Mesir. Selain itu, Tuhan ingin supaya bangsa Israel berlaku baik terhadap orang-orang yang memusuhi mereka (ayat 4-5).

Mengenai hukum ini, dikembangkan dan ditingkatkan lagi secara moral di dalam Perjanjian Baru. Di dalam Matius 5:43-44 dikatakan, “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Sebenarnya hukum Taurat tidak pernah menyuruh untuk membenci musuh. Ini adalah tambahan atau penafsiran dari ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Justru kita membaca bahwa orang Israel bukan hanya mengasihi musuh, tetapi juga mengasihi harta milik dari musuhnya, seperti lembu yang sesat atau keledai musuh yang memiliki beban berat.

Berlaku adil tidak mudah bagi kita pada saat ini, di tengah-tengah ketidakadilan yang sering berlangsung dan muncul di hadapan kita. Bahkan kita bisa saja takut menjadi saksi, karena sering mendapati para saksi diperlakukan tidak adil. Pengadilan yang bobrok dan penuh dengan suap, akan menghancurkan sistem hukum yang ada. Keadilan memang perlu diperjuangkan dan ditegakkan, tetapi orang yang memperjuangkannya sering diperlakukan dengan tidak adil. Hal ini terjadi karena kejahatan manusia sudah berada di ranah mayoritas. Semakin banyak orang berlaku jahat, maka semakin tidak adil kondisi masyarakat.

Views: 26

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top