Berkat Itu Cukup (Jelajah PL 284)

Keluaran 16:17-36

Ketika Tuhan memberikan roti itu kepada orang Israel, ada berbagai macam peraturan yang harus mereka taati. Roti itu menjadi ujian bagi mereka. Setiap hari orang Israel harus memungut roti itu. Mereka harus memungut manna itu pagi-pagi sekali. Ketika matahari panas, maka manna itu akan mencair. Peristiwa ini menggambarkan bahwa Tuhan ingin umat-Nya selalu memiliki hubungan dengan Dia, tiap-tiap hari. Bukan hanya berbicara mengenai roti jasmani saja, tetapi juga roti rohani. Sebagai orang percaya kita tidak hidup dari roti saja, tetapi juga hidup dari setiap firman yang keluar dari Tuhan.

Sebagaimana orang Israel diajar oleh Tuhan untuk mengumpulkan roti dari Surga itu, maka kita juga diajar untuk mengumpulkan makanan rohani. Kita bisa melakukan hal itu setiap pagi dan tidak menunggu sampai siang. Renungan yang disampaikan ini, dijadwalkan muncul setiap jam empat pagi dengan harapan supaya bisa menjadi makanan rohani yang bisa dinikmati di waktu pagi. Jika sudah mulai siang, biasanya kita akan kehilangan waktu dan kesempatan.

Semua manna yang dikumpulkan harus dihabiskan, tidak ada yang tersisa. Jika bersisa, maka manna itu akan berulat dan berbau busuk. Tuhan sedang mengajarkan kita untuk tidak menyia-nyiakan kasih karunia dan berkat yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Dalam hal sederhana, kita bisa menerapkan hal ini dengan cara makan dan minum secukupnya. Segala hal yang berlebihan atau bahkan bersisa, tidak terlalu baik. Dengan cara seperti ini, Tuhan ingin supaya bangsa Israel dan kita bersyukur atas setiap kasih karunia dan berkat yang diberikan oleh Tuhan.

Tuhan juga mulai memberi peraturan kepada bangsa Israel tentang hari Sabat. Pada hari keenam, orang Israel memungut roti itu dua kali lipat banyaknya. Musa mengatakan bahwa hari ketujuh adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi Tuhan. Khusus di hari ini, ketika mereka menyimpan roti itu untuk hari sabat, maka roti itu tidak berbau busuk. Manna itu bukanlah roti dari bumi, sehingga Tuhan membuatnya sedemikian rupa sehingga bisa tetap awet di hari keenam dan ketujuh.

Pada hari ketujuh, Tuhan menginginkan supaya bangsa Israel memikirkan perkara-perkara rohani. Ternyata ada orang Israel yang tidak mau taat kepada Tuhan. Dari hal-hal sederhana ini, Tuhan ingin melihat ketaatan dan kesungguhan hati dari orang-orang Israel. Ternyata berlaku taat memang tidak mudah. Lebih penting bagi kita untuk menaati Tuhan, daripada berlaku tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Jika kita melawan Tuhan, maka kita sendiri yang akan mengalami kerugian. Semua perintah dan firman Tuhan seharusnya kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya.

Supaya orang Israel terus bisa mengingat penyertaan Tuhan, maka Tuhan memberi perintah untuk menyimpan manna itu segomer penuh. Manna yang disimpan ini tidak akan busuk, sampai turun temurun. Hal ini memperlihatkan bahwa manna bukanlah makanan biasa. Empat puluh tahun lamanya, orang Israel makan manna dan bisa dimasak dengan berbagai cara. Ini adalah bukti bahwa Tuhan menyertai mereka. Artinya, jika kita percaya kepada-Nya, maka penyertaan Tuhan itu juga akan terjadi pada kita.

Views: 26

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top