Ujian Kelaparan (Jelajah PL 52)

Kejadian 12:10-20

Abram dan rombongannya sampai di tanah Kanaan. Alkitab tidak menjelaskan berapa lama mereka tinggal di tanah Kanaan. Sampai akhirnya timbul kelaparan di negeri itu. Tanah yang telah dijanjikan dan diberikan kepada Abram, ternyata mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Ini menjadi ujian tersendiri bagi Abram. Dalam ujian ini Abram tidak tahan, karena memang kelaparan di negeri itu sangat hebat. Akhirnya Abram memutuskan untuk pergi ke Mesir dan tinggal di situ sebagai orang asing.

Keputusan yang salah ini akan membawa pada kesalahan yang lain. Hal itu juga sering terjadi dalam kehidupan kita. Ketika kita melakukan satu kesalahan, ketika diri kita masuk dalam situasi yang tidak menguntungkan, maka kita akan cenderung lebih mudah untuk membuat kesalahan yang lain. Mesir adalah tempat yang penuh dengan penyembahan berhala. Seharusnya Abram tahu tentang hal itu. Tetapi seringkali kepentingan perut lebih diprioritaskan daripada kepentingan rohani.

Sarai adalah perempuan yang sangat cantik. Abram tahu bahwa orang Mesir akan melakukan apa saja untuk mendapatkan Sarai, ketika mereka melihat paras Sarai. Padahal usianya sudah enam puluh lima tahun. Ternyata, yang tertari bukan hanya orang-orang Mesir biasa, tetapi Firaun. Dalam hal ini, Abram menghadapi situasi yang sulit. Abram merasa ketakutan sendiri, takut dibunuh. Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi, jika Abram tetap mengandalkan Tuhan, tetap hidup di Kanaan meskipun terjadi kelaparan yang sangat hebat. Tuhan pasti menolong.

Untuk menyelamatkan dirinya, Abram menyuruh Sarai untuk mengakui sebagai adiknya. Sebenarnya Sarai memang adiknya, tetapi Abram tidak mau menyatakan semua kebenaran tentang dirinya dan Sarai. Ketika Firaun memutuskan untuk mengambil Sarai menjadi istrinya, berarti Abram telah melakukan kesalahan yang fatal. Dalam hidup kita, seringkali, keputusan-keputusan yang kita ambil, akan mengakibatkan kita harus mengambil keputusan yang lebih berat lagi. Tetapi setiap keputusan memang selalu ada resikonya.

Ketika Firaun ingin menjadikan Sarai istrinya, sebenarnya ini adalah salah satu serangan Iblis. Ketika Tuhan menjanjikan banyak hal kepada Abram, Iblis pasti juga mengetahuinya. Iblis itu tidak akan pernah tinggal diam. Iblis akan mengarahkan pandangannya kepada Abram dan keluarganya. Apalagi Abram mendapatkan janji bahwa melalui dia dan keturunanya, semua bangsa akan mendapatkan berkat. Ketika Iblis tahu bahwa Abram dan Sarai akan menjadi jalur kedatangan Mesias, Iblis tidak akan pernah membiarkannya.

Iblis berusaha untuk menghilangkan istri Abram, menggunakan tangan Firaun. Jika Sarai benar-benar menjadi istri Firaun, maka Abram akan gagal menjadi jalur kedatangan Mesias. Peristiwa seperti ini nanti akan terjadi lagi, Abimelekh juga hampir mengambil Sarai menjadi istrinya. Tetapi dalam dua peristiwa ini, Tuhan ikut campur di dalamnya. Tuhan tidak ingin, rencana keselamatan itu gagal.

Tuhan menurunkan tulah yang hebat kepada Firaun dan kepada seisi istana Mesir. Mengalami kondisi seperti itu, Firaun sangat ketakutan. Akhirnya ia mengembalikan Sarai kepada Abram. Memang Abram mendapat berkat dari peristiwa ini. Tetapi seharusnya Abram menyadari bahwa ia telah mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari peristiwa ini.

Views: 34

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top