Sekolah Kehidupan (Jelajah PL 178)

Kejadian 41:8-24

Pada zaman Yusuf, Tuhan masih menggunakan mimpi untuk berkomunikasi dengan manusia tertentu. Firaun merasa bahwa mimpinya ini memiliki makna atau arti khusus. Dia merasakan ada hal yang berbeda dengan mimpi yang baru saja muncul dalam tidurnya. Mungkin mimpinya sangat nyata, karena pesannya cukup membuat Firaun penasaran, sehingga ia gelisah. Pagi harinya, Firaun langsung memanggil semua ahli dan semua orang berilmu di tanah Mesir. Semua ahli itu tidak bisa mengartikan mimpi Firaun itu.

Para ahli itu tidak berani untuk berspekulasi atau memperkirakan arti mimpi Firaun itu. Yang bermimpi adalah seorang raja yang bisa menghukum mereka dengan berat, jika ternyata arti mimpi itu tidak sesuai dengan kenyataan yang akan terjadi. Mereka tidak mau mengambil resiko yang cukup berat. Membohongi seorang raja bukanlah kesalahan yang sepele. Juru roti Firaun sudah bisa merasakan hukuman yang berat tersebut. Ketika mimpi itu berasal dari Tuhan, maka Iblis tidak bisa bekerja untuk mengartikan mimpi tersebut. Semua orang ahli dan berilmu di Mesir itu adalah anak-anak Iblis.

Ketika semua kebingungan dan tidak bisa memberi jawab kepada raja Firaun, maka juru minuman mengingat Yusuf. Dalam hal ini kita bisa melihat bahwa Tuhan memiliki waktu yang sangat tepat. Ketika juru minuman keluar dari penjara, Yusuf pasti sangat berharap bahwa ia akan segera tertolong dan segera keluar dari penjara itu. Posisi juru minuman merupakan posisi yang sangat dekat dengan raja. Jika juru minuman itu meminta kepada raja Firaun untuk membebaskan Yusuf, pasti memiliki kemungkinan besar untuk dikabulkan.

Juru minuman itu bercerita bahwa ia pernah bermimpi dan Yusuf (seorang muda Ibrani), hamba kepala pengawal istana telah mengartikan mimpi itu. Ternyata arti mimpi yang disampaikan oleh Yusuf sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Firaun segera memberi perintah untuk memanggil Yusuf. Untuk menghadap raja, Yusuf harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, terutama dalam hal kerapian. Memang orang-orang Mesir cukup rapi dalam hal bersikap dan perpakaian. Mereka memiliki peradaban yang cukup maju, sehingga sudah mengutamakan kebersihan dan kerapian.

Ketika Yusuf sudah berada di hadapan Firaun, maka Firaun segera menceritakan mimpinya kepada Yusuf. Ketika Yusuf mendengar cerita mimpi Firaun, Yusuf menjawab Firaun dengan sopan. Bahkan dari jawaban itu terlihat bahwa iman dan sikap Yusuf berkembang sangat baik. Dia tidak kecewa kepada Tuhan, tetapi justru menjadi saksi Tuhan di hadapan Firaun. Yusuf berkata, “Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun.”

Tuhan mengizinkan berbagai macam pengalaman kehidupan yang pahit kepada Yusuf. Tuhan ingin membentuk Yusuf, menjadi pribadi yang siap dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Yusuf akhirnya menjadi saksi yang baik, untuk memperkenalkan nama Tuhan yang disembah oleh orang Israel. Yusuf menyaksikan kebesaran dan kekuasaan Tuhan kepada raja yang besar di Mesir. Saat itu, Yusuf sudah lulus dari sekolah kehidupan dan siap untuk melayani Tuhan dan menjadi orang penting di Mesir.

Views: 34

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top