Mimpi (Jelajah PL 156)

Kejadian 37:6-11

Selain memiliki moralitas yang baik, Yusuf juga suka berterus terang. Ketika dia bermimpi, dia segera menceritakan semua hal itu kepada orangtua dan saudara-saudaranya. Mimpi Yusuf bukanlah mimpi yang biasa. Dia bermimpi dua kali dan memiliki pesan yang hampir sama. Mimpi itu juga tergenapi seluruhnya, ketika Yusuf sudah menjadi orang berkuasa di Mesir. Melalui mimpi, Tuhan sudah memberitahukan masa depan Yusuf. Yusuf akan menjadi orang yang berkuasa, lebih berkuasa dari orangtua dan saudara-saudaranya.

Di satu sisi, sikap Yusuf yang terus terang ini bisa membuat dia menjadi sombong. Jika Yusuf menjadi sombong, maka ia akan menjadi pemimpin yang tidak baik serta akan menghancurkan karakternya yang sudah baik. Karena itulah, Tuhan mengizinkan banyak kejadian tidak baik menimpa Yusuf. Yusuf harus melewati masa sebagai budak dan tahanan di Mesir. Hal ini jelas sangat berbeda dengan keadaanya saat di rumah orangtuanya. Jika di rumah Yakub, ia menjadi orang yang sangat dikasihi, maka ketika ia menjadi budak dan tahanan, ia akan mendapatkan perlakuan yang tidak baik.

Jika Yusuf bijak, seharusnya ia tidak perlu menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya. Ia seharusnya tahu bahwa hal itu akan semakin menyakiti saudaranya. Seharusnya mimpi itu hanya bisa untuk diri sendiri atau hanya diceritakan kepada Yakub, tidak perlu diceritakan kepada orang lain. Mimpi adalah hal subyektif yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang bermimpi, bukan untuk diceritakan atau dipamerkan. Yakub yang sangat mengasihi Yusuf sudah sempat menegur Yusuf, ketika ia menceritakan mimpi itu.

Mimpinya bukan hanya soal berkas gandum, tetapi juga soal matahari, bulan dan bintang yang menyembah kepadanya. Ayahnya marah kepada Yusuf, ketika ia menceritakan mimpinya yang kedua. Tetapi Yakub menyimpan cerita itu di dalam hatinya. Yakub pernah mengalami hal yang sama, mendapatkan mimpi dari Tuhan. Yakub tahu tentang makna dari mimpi-mimpi itu. Tetapi, saudara-saudara Yusuf yang mendengar cerita mimpi itu, mereka sangat marah.

Bagaimana dengan mimpi kita hari ini? Mimpi kita saat ini tidak memiliki makna rohani sama sekali. Pada waktu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, mimpi memang dipakai oleh Tuhan untuk menyatakan kehendak-Nya, kepada orang-orang tertentu. Tetapi hari ini Tuhan tidak memakai mimpi untuk menyampaikan firman-Nya. Di dalam Ibrani 1:1-2 dikatakan, “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantara nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.”

Ketika hari ini Yesus sudah naik ke Surga, maka tidak ada firman lagi yang disampaikan oleh Dia, selain dari Alkitab yang sudah ada di tangan kita saat ini. Ketika hari ini kita ingin mengetahui kebenaran firman Tuhan, kita tidak tidur untuk mendapatkan mimpi, tetapi seharusnya kita membaca dan mempelajari Alkitab sebagai firman Tuhan yang tertulis. Dengan akal budi dan hikmat yang diberikan kepada Tuhan, maka orang percaya bisa mempelajari firman Tuhan melalui Alkitab. Sesuai dengan Pengkhotbah 5:2 menjelaskan bahwa mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan.

Views: 40

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top