Kejadian 39:6-9
Yusuf bukan hanya bermoralitas tinggi dan berkarakter kuat. Ia juga memiliki kemampuan yang sangat baik serta memiliki kelebihan secara fisik. Disebutkan di dalam Alkitab bahwa Yusuf memiliki sikap manis dan elok parasnya. Kecantikan atau kegantengan seseorang sebenarnya tidak selalu bergantung pada fisiknya, tetapi juga dari sikapnya. Jika ada seseorang yang cantik atau ganteng secara fisik tetapi tidak diimbangi dengan sikap atau karakter yang baik, maka kecantikan dan kegantengannya yang fisik itu akan menurun drastis. Jika tidak berhikmat, maka ia tidak akan ideal untuk dipilih menjadi pasangan hidup.
Kecantikan dan kegantengan dari dalam diri, akan terpancar keluar, menjadikan manusia menjadi lebih berharga. Yusuf memiliki keduanya, secara fisik ganteng dan secara sikap juga sangat baik. Ini adalah berkat yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Ia memakainya dengan sangat baik. Jika Yusuf tidak berhikmat, maka ia akan jatuh dalam kesombongan. Jika kita memiliki kemampuan yang berlebih, kita pun memiliki potensi untuk jatuh dalam kesombongan. Karena itu, karakter kuat di dalam Tuhan perlu kita miliki.
Dalam hal ini, Tuhan mengizinkan berbagai macam pencobaan untuk dilalui oleh Yusuf. Segala sesuatu yang dihadapi oleh Yusuf tidaklah mudah. Semua proses yang dilalui oleh Yusuf membuatnya menjadi orang yang semakin kuat. Dengan berbagai macam hal yang dilaluinya, bisa menghilangkan kesombongan yang berpotensi untuk muncul dari dalam diri Yusuf. Tuhan tahu bahwa orang-orang yang memiliki banyak kelebihan, memiliki batu sandungan dalam hal kesombongan.
Yusuf telah menarik perhatian banyak orang, tidak terkecuali dari istri Potifar. Kemungkinan besar Potifar adalah seorang sida-sida atau kasim. Karena itu istri Potifar ini sangat tertarik untuk memperdaya Yusuf. Yusuf pasti mengetahui hal itu, sehingga ia perlu berhati-hati dan menjauhkan diri dengan istri Potifar. Ketika istri Potifar merasa bahwa usahanya gagal, maka ia berusaha menjebak Yusuf. Suatu hari, istri Potifar langsung mengajak Yusuf untuk tidur dengan dia. Pada waktu itu Yusuf masih sangat muda. Jika Yusuf tidak kuat dengan godaan tersebut, ia pasti tidak melewatkan kesempatan itu.
Situasi itu sebenarnya sangat menguntungkan secara duniawi bagi Yusuf. Kesempatan sangat besar. Tidak akan ada orang yang berani mencampuri urusannya. Istri Potifar juga dalam kondisi yang siap untuk melakukan perselingkuhan. Apalagi bisa bisa dipastikan bahwa suaminya tidak pernah bersetubuh dengan dia. Bisa saja Yusuf membenarkan diri dengan alasan menolong istri Potifar. Ternyata Yusuf sama sekali tidak tertarik dengan ajakan istri Potifar itu. Hal ini menunjukkan kekuatan dari karakter Yusuf.
Yusuf menolak ajakan istri Potifar. Ia mengatakan bahwa Potifar telah sangat baik kepadanya. Ia bersyukur karena mendapatkan tuan yang baik. Ucapan syukur bisa menjadi lawan terhadap dosa. Jika kita memiliki hati yang penuh ucapan syukur, maka kita tidak akan jatuh dalam pencobaan dan dosa. Dengan ucapan syukur yang tulus, kita akan banyak terhindar dari perbuatan dosa. Orang tidak dapat mengucap syukur ketika ia merasa kurang dan tidak puas.
Views: 11