Kejadian 16:1-3
Pasal ini dimulai dengan keterangan bahwa Sarai tidak memiliki anak. Pada zaman itu, orang akan memandang rendah perempuan yang tidak memiliki anak. Di zaman sekarang mungkin hampir sama, meskipun tidak sehebat zaman Alkitab. Di dalam kisah perjalanan kehidupan manusia, seringkali didapati ada perempuan yang tidak dikaruniai anak. Di zaman modern ini, banyak faktor yang memengaruhi perempuan tidak memiliki anak. Bisa diperiksakan untuk mendapatkan kesempatan memiliki anak.
Di zaman dulu, tidak memiliki anak bisa dianggap sebagai malapetaka bagi keluarga itu. Yang disalahkan adalah perempuan, meskipun sebenarnya belum tentu pihak perempuan yang memiliki masalah. Ketika Sarai tidak hamil, maka hal ini akan menjadi ancaman yang sangat serius bagi janji Tuhan. Iblis tahu bahwa perempuan sangat berbahaya bagi dirinya, sesuai janji Tuhan setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, yaitu keturunan perempuan akan meremukkan kepala ular.
Janji Tuhan tidak tergantung pada perbuatan dan kehebatan manusia. Janji Tuhan akan dipegang dan ditepati oleh Tuhan sendiri. Tuhan bisa melakukan apa saja, supaya janji itu bisa tergenapi. Tetapi dari sudut Sarai, ia sangat khawatir bahwa janji itu tidak ditepati oleh Tuhan. Akhirnya Sarai mengusulkan cara yang salah. Abram sendiri percaya bahwa ia akan memiliki anak. Tetapi Sarai tidak sabar untuk menunggu janji Tuhan itu.
Akhirnya Sarai menyuruh Abram untuk menghampiri budaknya perempuan. Sarai memiliki budak yang berasal dari Mesir, yang telah ia beli. Ternyata, kunjungan mereka ke Mesir telah membuat banyak hal buruk yang terjadi. Pada waktu itu memang masih banyak perbudakan. Seorang budak dianggap sebagai milik tuannya. Statusnya sama seperti barang kepunyaan. Hagar juga statusnya menjadi milik Sarai. Jika Hagar memiliki anak, maka status anak itu juga milik Sarai. Itulah yang dipikirkan oleh Sarai.
Usul Sarai ini pasti juga tidak mudah untuk diterima oleh Sarai sendiri. Abram telah diberikan kepada orang lain. Hal ini mengingatkan pada peristiwa masa lalu, ketika Abram pernah mencoba memberikan Sarai kepada orang lain, yaitu kepada Firaun. Abram seolah-olah pasrah dan mengikhlaskan, istrinya diambil oleh orang lain. Sekarang Sarai yang memberikan suaminya kepada perempuan lain.
Abram dan Sarai sepertinya berusaha untuk menolong Tuhan menepati janji-Nya. Tetapi tindakan mereka salah meskipun sepertinya tujuan mereka baik. Dalam kisah lain, seringkali kita mendapati hal yang sama, seperti ingin menolong Tuhan tetapi dengan cara yang salah. Misalnya kisah Yakub yang merampas hak kesulungan dari Esau. Memang janji hak kesulungan telah diberikan kepada Yakub, tetapi seharusnya tidak dengan cara yang demikian. Cara yang salah adalah ketika Yakub menipu Ishak, sehingga Ishak memberkati Yakub dan mengutuk Esau.
Ada contoh yang positif, yaitu Daud. Pada saat Daud diurapi oleh Samuel, ia masih sangat muda. Daud sudah dinubuatkan untuk menjadi raja Israel, menggantikan Saul. Dalam hal ini, Daud tidak melakukan kesalahan. Ia bersabar menunggu waktu Tuhan, supaya nubuatan itu digenapi dengan cara Tuhan. Daud tidak mencoba untuk membantu Tuhan menggenapi nubuatan itu.
Views: 35