Kejadian 38:8-11
Mengenai latar belakangnya, Tamar tidak dijelaskan di dalam Alkitab. Tetapi bisa disimpulkan bahwa Tamar adalah seorang yang beriman kepada Tuhan. Hal ini terlihat ketika Matius 1 mencatat Tamar sebagai salah satu dari nenek moyang Mesias. Memang ada kisah yang tidak baik mengenai Tamar, tetapi pada akhirnya Tuhan memilih dia menjadi jalur Mesias. Berarti ada hal-hal lain yang diperkenankan oleh Tuhan di dalam hidupnya. Beberapa hal yang tidak baik itu dijelaskan kemudian dalam renungan ini.
Yehuda menikahkan Tamar dengan Er. Tentu Yehuda sudah memberitahu tentang tugas dan tanggungjawab dari Tamar, bahwa ia akan menjadi istri dari anaknya yang akan meneruskan garis keturunan Mesias. Tamar sepertinya tertarik dengan hal ini. Ia pasti sangat senang, karena akan menjadi bagian dari janji besar dari Tuhan itu. Tetapi di sisi lain, Er ternyata adalah orang yang jahat di mata Tuhan. Karena kejahatannya itu, Tuhan akhirnya ikut ambil bagian dalam hal ini, yaitu Ia membunuh Er. Memang kejahatan Er tidak diungkapkan di dalam Alkitab. Tetapi jika Tuhan bertindak demikian, maka kejahatan Er memang tidak bisa diampuni lagi.
Er tidak suka dengan Tamar. Kemungkinan mereka memang tidak cocok, karena perbedaan prinsip hidup. Tamar memiliki perilaku yang baik, sedangkan Er memiliki perilaku yang jahat. Er sepertinya tidak mau menghampiri Tamar. Demikian juga dengan Onan, adik Er. Onan juga tidak mau memberikan keturunan kepada Tamar. Karena tindakan Onan tersebut, maka Tuhan pun akhirnya memberikan hukuman mati kepada Onan.
Perlu diketahui bahwa kebiasaan pada waktu itu, jika seorang suami meninggal dan belum memiliki anak, maka adik dari suami tersebut mendapatkan tugas dan tanggungjawab untuk menikahi kakak iparnya itu. Hal itu dimaksudkan supaya bisa membangkitkan keturunan dari keluarga tersebut. Jika mereka memiliki anak, maka anak pertama akan dihitung sebagai anak kakaknya. Sedangkan anak selanjutnya dihitung sebagai anaknya sendiri.
Tuhan membunuh Onan karena memang Onan jahat dan tidak mau membangkitkan keturunan bagi kakaknya. Pada waktu itu Syela masih sangat muda, sehingga tidak bisa dinikahkan dengan Tamar. Mungkin di dalam hatinya Yehuda juga curiga dengan Tamar, karena kedua anaknya telah mati setelah menikah dengan Tamar. Karena itu, Yehuda menyuruh Tamar untuk pulang ke rumah orangtuanya untuk sementara waktu, sambil menunggu Syela tumbuh dewasa. Tamar mengikuti kehendak mertuanya, sehingga ia kembali kepada ayahnya.
Beberapa waktu kemudian, Tamar sebenarnya melakukan kesalahan. Hal ini tentu tidak diperkenankan oleh Tuhan. Tetapi, dari sisi lain, kita bisa melihat iman Tamar yang sangat besar, terutama untuk mendapatkan janji sebagai nenek moyang Mesias. Kesalahan ini hampir sama dengan kesalahan Yakub, yang menipu ayahnya untuk mendapatkan hak kesulungan. Seringkali kita kesulitan untuk memahami peristiwa demi peristiwa, tetapi justru dipakai oleh Tuhan. Karena itu, kita perlu memahami pola pikir Tamar.
Views: 38