Mayoritas Baru (Jelajah PL 39)

Kejadian 9:1

Setelah Tuhan mencium persembahan Nuh dan berkenan terhadap persembahan tersebut, maka Tuhan memberkati Nuh dan menyampaikan firman. Tuhan mengulangi mandat atau perintah yang pernah diberikan kepada Adam, yaitu beranak cucu dan bertambah banyak. Sebelumnya, Tuhan memberkati Nuh dan anak-anaknya. Nuh seperti memulai kehidupan yang baru di muka bumi ini, setelah peristiwa air bah. Semua manusia yang ada pada saat ini adalah keturunan Nuh.

Alkitab tidak mencatat ada anak Nuh yang lain, selain Sem, Ham dan Yafet. Sem, Ham dan Yafet yang akhirnya diberi keturunan dan mereka juga harus melaksanakan mandat yang Tuhan sampaikan melalui Nuh. Delapan orang manusia yang selamat dari air bah yang akan menjadi nenek moyang manusia selanjutnya. Dari delapan orang itu, akan bertambah banyak yaitu milyaran orang, seperti yang ada sampai saat ini.

Sebelum mereka, ada jutaan bahkan mungkin milyaran orang. Setelah air bah, dari sejumlah banyak manusia yang pernah ada, hanya tinggal delapan orang yang diselamatkan oleh Tuhan. Sebelum air bah, Nuh berada sebagai kaum minoritas. Setelah air bah, Nuh menjadi kaum yang mayoritas. Jika hal ini kita renungkan lebih dalam, maka kita bisa merasakan ada keadaan yang mencekam dan mengerikan. Jika hal itu dibandingkan dengan kondisi saat ini, kita bisa melihat bahwa kejahatan manusia juga mayoritas.

Orang seringkali terkecoh dengan jumlah yang banyak. Segala sesuatu memang lebih mudah dinilai dari jumlahnya daripada kualitasnya. Orang menilai gereja bagus dan berhasil, ketika memiliki anggota jemaat yang banyak. Keputusan-keputusan seringkali diambil dengan berdasar pada suara terbanyak. Kebenaran diabaikan dan lebih memilih suara yang paling banyak. Kita harus sadar bahwa kebenaran tidak bisa ditentukan dari jumlah orang yang meyakininya. Kebenaran hanya bisa ditentukan dari patokan dan dasar yang dipakai, yaitu Alkitab yang dibaca dan direnungkan dengan akal sehat.

Orang di zaman Nuh, tentu banyak yang mengejek Nuh, ketika Nuh membuat bahtera. Atau mungkin saja Nuh dianggap sebagai orang yang tidak waras, karena membuat bahtera di daratan. Ketika penghakiman dan penghukuman itu datang, justru yang mayoritas semuanya binasa. Sedangkan Nuh yang minoritas, yang percaya kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, diselamatkan oleh Tuhan. Nuh akhirnya menjadi kaum mayoritas yang baru.

Saat ini, kita perlu memilih dan menjaga pergaulan kita. Kita seharusnya tidak sembarangan bergaul, karena teman dekat kita mencerminkan dan memengaruhi hidup kita. Nuh tidak terpengaruh dengan kehidupan sesamanya di zamannya. Nuh nampak seperti orang yang sendirian dan dianggap aneh, karena percaya kepada hal yang tidak dipercayai oleh kebanyakan orang pada waktu itu.

Adakah kita mengalami hal yang sama? Mungkin kita berada di keluarga yang belum percaya kepada Yesus, sedangkan kita sendiri yang sudah percaya kepada Yesus. Kehidupan seperti ini pasti banyak tekanan dan tantangan. Tidak mudah untuk bertahan, karena kita dianggap aneh atau bahkan dianggap tidak menghormati keluarga yang lain. Tetapi, jika saat ini kita benar-benar percaya kepada Yesus, maka kita patut mempertahankan itu.

Views: 34

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top