Kejadian 38:16-30
Dalam hal ini, Yehuda sangat berbeda dengan Yusuf. Yehuda tanpa godaan yang berarti, telah jatuh di dalam kesalahan duniawi. Sedangkan Yusuf, nanti kita bisa melihat, ketika ia mengalami godaan besar dari istri Potifar, tetapi ia tidak jatuh dalam kesalahan itu. Yehuda datang menghampiri Tamar. Sesuai dengan rencana dari Tamar, maka ia telah meminta tanda-tanda yang bisa dipastikan sebagai milik pribadi Yehuda, yaitu: cap meterai, kalung dan tongkat. Pada akhirnya, Tamar mengandung anak Yehuda.
Setelah menyelesaikan urusan di Timna, Yehuda kembali ke rumahnya. Sepertinya Yehuda malu dengan tindakan yang baru saja dia lakukan. Dia bisa saja membenarkan diri dengan berpikir bahwa istrinya baru saja meninggal, jadi dia bisa melakukan tindakan tersebut. Sebenarnya alasan itu juga tidak bisa membenarkan tindakan dari Yehuda itu, karena memang tindakan itu adalah kesalahan dan kebodohan. Karena malu dengan perempuan sundal itu, maka ia mengirim anak kambing yang sudah dijanjikan itu melalui perantaraannya, yaitu Hira orang Adulam.
Sebagai orang Kanaan, Hira menganggap hal itu biasa. Dia tidak malu untuk mencari Tamar untuk memberikan anak kambing itu. Alangkah terkejutnya Hira dan Yehuda, setelah tidak menemukan Tamar. Tamar hanyalah menyamar sebagai perempuan sundal, jadi dia tidak akan pernah berada di tempat persundalan itu untuk waktu-waktu selanjutnya. Mengetahui hal itu, Yehuda ingin menutupi peristiwa tersebut. Dia tidak ingin membesar-besarkan masalah. Semakin sedikit orang yang tahu bahwa Yehuda sudah berbuat tidak baik, maka hal itu aman bagi nama Yehuda. Yehuda tahu bahwa hubungan intim di luar pernikahan bukanlah kehendak Tuhan bagi manusia.
Tetapi, tiga bulan kemudian, terjadi peristiwa yang mengejutkan. Yehuda mendengar kabar bahwa Tamar sudah bersundal. Bahkan Tamar sudah mengandung dari hasil persundalannya itu. Karena tidak merasa bersalah, Yehuda langsung memberi keputusan dengan menghukum mati Tamar, dengan cara dibakar. Memang pada saat itu, jika ada kasus perzinahan, maka pihak perempuan akan mendapatkan hukuman yang sangat berat. Memang akhirnya terjadi ketidakadilan, karena jika yang kedapatan berzinah adalah laki-laki, maka pihak laki-laki tidak mendapatkan hukuman.
Dalam kasus ini, Yehuda bertindak sebagai wali dari Tamar, karena status Tamar masih menjadi menantu Yehuda. Mungkin Yehuda juga kaget dan malu, karena mendapati menantunya adalah orang yang tidak beres. Yehuda sama sekali tidak melihat akan kesalahannya sendiri. Hal ini sering terjadi pada kehidupan orang pada saat ini. Kita seringkali kaget dan ingin menjadi hakim bagi kesalahan orang lain. Sedangkan kesalahan kita sendiri, tidak diperhitungkan. Bahkan kita cenderung untuk menutupi kesalahan kita, supaya tidak mendapatkan hukuman.
Tamar menghadap kepada Yehuda. Dia sudah menyimpan cap meterai, kalung dan tongkat, sebagai bukti bahwa ia telah melakukan persundalan dengan Yehuda. Akhirnya Yehuda mengerti, bahwa perempuan itu telah menghilang untuk beberapa waktu lamanya. Yehuda merespon positif dengan cara mengakui kesalahannya. Tamar sebenarnya tahu bahwa Yehuda pada dasarnya adalah orang yang baik. Yehuda tidak jadi menghukum Tamar, karena menyadari bahwa Tamar lebih peduli pada janji Tuhan akan kedatangan Mesias. Yehuda tidak menikah dengan Tamar dan tidak menikahkan dengan Syela. Tamar melahirkan anak kembar, yaitu Peres dan Zerah. Cerita kelahiran ini mirip dengan Yakub dan Esau.
Views: 28