Kejadian 39:1
Kisah selanjutnya beralih pada Yusuf. Yehuda dan Yusuf adalah dua orang anak Yakub yang paling menonjol, dibandingkan dengan anak-anak yang lain. Mereka berdua pada akhirnya menjadi suku yang paling kuat di Israel. Nanti dikisahkan juga bahwa Israel pecah menjadi dua, yaitu kerajaan Israel Utara (Efraim) dan Selatan (Yehuda). Pada awalnya, tindakan Yehuda tidak baik dibandingkan dengan Yusuf. Yehuda memiliki standar moral yang tidak setinggi Yusuf.
Yusuf sampai di Mesir, karena ia telah dijual oleh saudara-saudaranya. Mereka menjual Yusuf karena iri hati. Mereka tidak suka karena Yusuf sangat disayang oleh Yakub. Yakub tidak belajar dari kesalahan ayahnya yang juga lebih mengasihi Esau daripada Yakub. Seharusnya Yakub bisa menjadi seorang ayah yang menerapkan kasih yang adil kepada anak-anaknya. Yakub melakukan hal itu karena memang dipaksa dengan situasi rumah tangganya yang sudah tidak ideal. Tanpa sadar, ia lebih mencurahkan waktu dan perhatiannya kepada anak-anak Rahel, istri yang sangat dicintainya.
Meskipun demikian, saudara-saudara Yusuf juga bersalah, karena telah menaruh iri dan dendam bagi Yusuf. Tetapi inilah sifat umum manusia yang tidak menyandarkan diri pada Tuhan. Ia akan penuh dengan dendam dan iri hati. Selain itu, saudara-saudara Yusuf tidak suka dengan Yusuf karena Yusuf memiliki perilaku yang lebih benar dan bermoral dibandingkan dengan yang lain. Orang-orang yang memiliki moralitas rendah akan tidak suka dengan orang-orang yang memiliki moralitas tinggi. Orang-orang yang memiliki moralitas tinggi akan sangat mengganggu di hadapan orang-orang yang bermoralitas rendah.
Ditambah lagi Yusuf seringkali menceritakan kejahatan-kejahatan saudaranya kepada ayahnya. Diperparah lagi dengan Yusuf yang menceritakan kedua mimpinya, dianggap bahwa Yusuf akan menjadi pemimpin bagi saudara-saudara yang lain, termasuk menjadi pemimpin bagi orangtuanya. Karena hal-hal itulah, maka Yusuf dijual sebagai budak seharga dua puluh keping perak. Jika uang itu dibagi rata pada sepuluh orang, maka setiap orang hanya mendapatkan dua keping perak saja. Mereka tega menjual adiknya sendiri demi mendapatkan dua keping perak.
Pada waktu itu Yusuf telah meminta belas kasihan dari saudara-saudaranya. Ia memohon dari dalam hatinya, supaya Yusuf dibebaskan dan tidak dijual. Tetapi saudara-saudaranya tetap bersikeras untuk menjualnya. Memang tindakan ini lebih baik dibandingkan mereka membunuh Yusuf. Akhirnya Yusuf dibeli oleh orang Midian (disebut juga orang Ismael). Sampai di Mesir, Yusuf dijual kembali di pasar budak. Praktik perbudakan menjadi praktik yang sangat keji. Manusia disejajarkan dengan barang yang tidak terlalu berharga. Orang yang membelinya memiliki hak penuh atasnya. Seseorang yang berstatus sebagai budak, tidak memiliki hak dan kemerdekaan sama sekali.
Praktik perbudakan bahkan sampai pada zaman Yesus dan pada zaman kekristenan mula-mula. Tetapi seiring perjalanan waktu, perbudakan akhirnya dihentikan, karena tidak manusiawi. Jika firman Tuhan mengenai kasih kepada orang lain seperti diri sendiri, maka perbudakan akan hilang dengan sendirinya. Hari ini, tidak ada lagi perbudakan. Semua orang memiliki hak asasi, memiliki kemerdekaan pribadi. Orang Kristen juga demikian, sudah ditebus dari perbudakan dosa yang pernah membelenggunya.
Views: 37