Jangan Takut (Jelajah PL 60)

Kejadian 15:1

Sesudah Abram mengalahkan pasukan gabungan Kedorlaomer, Abram kembali ke tempatnya. Setelah mendapatkan kemenangan itu, saatnya Abram merenung. Abram mencoba mengingat kembali semua peristiwa yang telah terjadi padanya. Abram telah menolak pemberian raja Sodom. Raja Sodom menawarkan kepada Abram, bahwa ia akan memberikan semua harta benda Sodom, jika Abram mau mengembalikan orang-orang Sodom kepadanya. Tetapi Abram menolaknya.

Kemenangan sudah ditangan Abram, tapi Kanaan sepertinya belum menjadi milik sepenuhnya. Kanaan masih dikuasai oleh suku bangsa yang kacau balau. Selain itu, sampai saat itu, Abram belum mendapatkan keturunan. Dalam kondisi seperti itu, Tuhan datang kepada Abram untuk memberi penghiburan kepadanya. Dalam suatu penglihatan, Tuhan berkata, “Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.” Ini adalah pertama kali pernyataan “jangan takut” di dalam Alkitab. Tuhan meneguhkan kembali janji-Nya kepada Abram.

Firman Tuhan telah datang kepada Abram. Di dalam Alkitab, Yesus Kristus disebut sebagai Sang Firman. Di dalam Yohanes 1:1 dikatakan, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Firman itu adalah Pribadi kedua dari Tuhan. Yesus Kristus disebut sebagai Firman karena Ia yang menyatakan firman itu kepada manusia. Yesus Kristus juga menyatakan Bapa.

Manusia berbeda dengan makhluk lain. Manusia bisa berkata-kata. Makhluk lain tidak bisa berkomunikasi dengan kata-kata. Mereka menggunakan cara lain untuk berkomunikasi. Hanya manusia yang bisa mengerti perkataan dan menyatakan perkataan itu, dalam bahasa manusia. Ketika Adam membuka matanya pertama kali, ia sudah bisa berbicara dengan Tuhan. Tuhan ingin berbicara dengan manusia, sehingga manusia mendapatkan kelebihan seperti itu.

Ketika kita mengalami kegalauan, seperti yang dialami oleh Abram, tidak ada obat yang manjur selain mengingat janji Tuhan. Tuhan memberikan janji yang tidak dapat dipatahkan dan pasti akan digenapi oleh-Nya. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, ia mengalami ketakutan yang pertama kali. Itu terjadi pada Adam, bapa dari semua manusia. Sedangkan Abram dikenal sebagai bapa orang beriman. Kepada Abram, Tuhan berkata “jangan takut.”

Sepertinya pada waktu itu Abram mengalami keraguan, karena telah menolak tawaran dari raja Sodom. Dia sedang menimbang-nimbang, apakah keputusannya itu benar atau salah. Jika Abram menerima tawaran raja Sodom, ia akan menaruh dirinya di bawah kekuasaan raja Sodom. Tidak bisa disangkal bahwa yang besar dan berkuasa akan memberkati yang kecil dan tidak berkuasa. Abram tidak ingin mendapatkan harta dengan cara berkompromi dengan dunia ini. Ia tidak mau mendapatkan harta dari raja yang terkenal jahat dan bejat.

Hari ini kita seringkali harus mengambil keputusan. Apakah kita mau mendapatkan harta di dunia ini dengan meninggalkan prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan? Atau bahkan dengan meninggalkan Tuhan? Kita mungkin bisa mendapatkan harta itu, lebih besar. Tetapi dalam hal ini, Abram memberikan teladan yang sangat baik bagi kita. Harta yang didapatkan dengan menentang kebenaran, tidak akan membawa sukacita sejati.

Views: 34

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top