Abram Percaya Pada Tuhan (Jelajah PL 61)

Kejadian 15:2-6

Tuhan berjanji kepada Abram bahwa Ia adalah perisai dan upah Abram akan sangat besar. Abram menerima janji itu dengan sukacita. Tetapi ada hal yang masih mengganjal di dalam hatinya. Sampai saat itu, ia masih belum mendapatkan keturunan. Ia masih belum memiliki anak. Dalam hidup, manusia akan mencari uang. Setelah ia mati, ia akan meninggalkan harta benda itu untuk anaknya. Tetapi Abram berpikir tentang harta yang akan ia tinggal mati itu, untuk diberikan kepada orang lain.

Kemungkinan Abram sudah mengatur segala sesuatu melalui surat wasiat, bahwa saat ia meninggal, maka ia akan mewariskan semua hartanya kepada Eliezer, orang Damsyik itu. Eliezer ini adalah hamba Abram yang senior dan setia. Memang Tuhan sudah berjanji bahwa Abram akan memiliki keturunan. Tetapi sampai saat itu, janji itu belum digenapi. Abram berkata kepada Tuhan, “Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli waris.”

Dalam hal ini, Tuhan meneguhkan janji-Nya kepada Abram. Tuhan berfirman, “Eliezer tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu.” Janji Tuhan itu semakin jelas, bahwa Abram akan memiliki anak kandung. Tuhan membawa Abram keluar dan memperlihatkan bintang di langit. Sebanyak itulah nanti keturunan Abram. Pada zaman Abram, penglihatan manusia terbatas. Berbeda dengan sekarang, penglihatan manusia atas bintang, dibantu dengan alat-alat seperti satelit dan teleskop.

Dulu mungkin orang menganggap bahwa bintang itu hanya sedikit. Tetapi sekarang, manusia tidak bisa memprediksi jumlah bintang itu. Sejumlah itulah keturunan Abram. Hal ini memperlihatkan bahwa Alkitab adalah tulisan yang diinspirasikan oleh Tuhan. Tuhan sudah mengetahui terlebih dulu bahwa jumlah manusia akan sangat banyak. Jika sampai saat ini, bintang tidak bisa dihitung dengan pasti, demikian juga dengan jumlah manusia.

Setelah Tuhan berfirman dan memperlihatkan bintang di langit, maka percayalah Abram kepada Tuhan. Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Inilah inti dari pengajaran Kristen. Orang dibenarkan bukan karena kehebatan dan perbuatannya. Manusia tidak bisa membanggakan apa-apa di hadapan Tuhan. Di hadapan Tuhan, manusia itu berdosa. Manusia tidak memiliki kebaikan apapun. Kita tidak dapat masuk Surga dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri. Satu hal yang Tuhan tuntut dari kita dalah percaya.

Ketika kita percaya kepada Tuhan, maka Dia yang akan membenarkan kita. Kita dibenarkan karena iman, dibenarkan karena karya penebusan Yesus Kristus di kayu salib. Tanpa Yesus Kristus mati di salib, maka murka Tuhan tidak akan pernah bisa dipadamkan. Tuhan adalah Hakim yang maha adil. Setiap kejahatan dan pengkhianatan, harus mendapatkan penghukuman. Karena manusia sudah berdosa, maka manusia layak untuk mendapatkan hukuman itu, yaitu kematian.

Murka Tuhan akan padam ketika keadilan itu bisa dipenuhi. Dosa itu memang harus mendapatkan penghukuman. Satu-satunya cara untuk memadamkan murka Tuhan dan menyelamatkan manusia adalah kematian Yesus Kristus. Tuhan datang sebagai manusia yang tidak berdosa, menyerahkan dirinya untuk menggantikan manusia dihukumkan.

Views: 37

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top