Dampak Salah Memilih Pasangan (Jelajah PL 161)

Kejadian 38:3-6

Bagi Tuhan, pernikahan sangat penting dalam kehidupan orang percaya. Keluarga merupakan institusi atau lembaga pertama yang dibentuk oleh Tuhan, melalui Adam dan Hawa. Karena itu, keluarga menjadi tempat yang penting dan ideal untuk pembentukan kehidupan rohani. Tuhan menginginkan kita memiliki pasangan yang sudah percaya kepada-Nya. Di dalam 2 Korintus 6:14 dikatakan, “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?”

Yehuda tidak berpikir panjang dalam mencari pasangan. Ia melihat, kawin dan menghampiri perempuan Kanaan itu. Dari pernikahan itu, Yehuda mendapatkan tiga anak, yaitu: Er (diberi nama oleh Yehuda, artinya berjaga-jaga), Onan (diberi nama oleh istri Yehuda, artinya adalah kuat) dan Syela (diberi nama oleh istri Yehuda, artinya adalah keturunan). Anak-anak ini sepertinya lahir dalam jarak waktu yang cukup dekat. Pada saat Syela lahir, Yehuda sudah pindah ke Kezib, kota kecil dekat dengan daerah Adulam.

Beberapa tahun kemudian, anak-anak Yehuda sudah mulai dewasa. Yehuda berusaha untuk mencarikan anak-anak mereka seorang istri. Dalam hal mencarikan istri bagi anak-anaknya, Yehuda sepertinya berhati-hati dan teliti. Hal ini bertentangan dengan keputusan yang telah diambil, ketika ia menikah dulu. Dulu Yehuda menikah dengan kesan tanpa persiapan dan buru-buru. Terhadap pernikahan anaknya, ia cukup berhati-hati dalam memilihkan istri bagi anak-anaknya. Sepertinya Yehuda telah belajar dari kesalahan yang telah dilakukannya.

Kehidupan istri Yehuda tidak lagi dicatat di dalam Alkitab. Sepertinya Yehuda telah merasakan dampak dari kehidupan rumah tangganya yang bermasalah. Hal ini terbukti dari kehidupan Er dan Onan yang disebutkan di dalam Alkitab, bahwa mereka bertumbuh menjadi orang-orang yang jahat di mata Tuhan. Tentu Yehuda telah memberikan pengajaran yang benar kepada mereka, tetapi Yehuda tidak bisa mengendalikan ajaran istrinya bagi anak-anaknya. Ketika istrinya tidak takut akan Tuhan, maka ia pun akan mengajarkan hal itu kepada anak-anaknya.

Jika kita menginginkan anak-anak kita takut kepada Tuhan dan memuliakan-Nya, maka penting bagi kita untuk memikirkan hal ini, bahkan sebelum pernikahan terjadi. Ketika salah satu dari orang tua tidak beres dan tidak mengenal Tuhan, maka ada kemungkinan anak-anak akan menjadi tidak beres. Kemungkian itu sangat besar, karena godaan-godaan duniawi sangat banyak. Kemungkinan besar, Yehuda menyesal dengan kehidupan pernikahannya. Tetapi hal itu sudah terjadi. Supaya kesalahan itu tidak terjadi lagi, maka ia memilihkan pasangan bagi anak-anaknya.

Keseriusan Yehuda ini terjadi, kemungkinan besar karena Yakub telah memberitahukan kepada Yehuda bahwa ia yang mendapatkan hak kesulungan. Yehuda mendapatkan janji untuk menjadi jalur keturunan Mesias. Mengingat hal itu, maka Yehuda merasa memiliki tanggungjawab yang besar. Maka ia memastikan supaya anak-anaknya mendapatkan pasangan yang benar-benar hidup dalam Tuhan. Yehuda menemukan seorang perempuan yang bernama Tamar, untuk menjadi istri bagi Er. 

Views: 36

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top