Pentingnya Kedewasaan Rohani (Jelajah PL 160)

Kejadian 38:1-2

Pada saat peristiwa Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya, maka Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya itu, kemudian menumpang di rumah Hira, seorang Adulam. Sepertinya Yehuda tidak setuju dengan keputusan dari saudara-saudaranya yang menjual Yusuf. Dia merasa bahwa saudara-saudaranya telah melakukan kemunafikan. Jika Yehuda tidak mengusulkan untuk menjual Yusuf, maka Yusuf sudah terbunuh oleh saudara-saudaranya itu. Mereka telah mengatakan kepada Yakub bahwa Yusuf telah mati dimakan binatang buas. Setelah itu Yakub sangat berkabung. Sepertinya hal ini yang mengganggu pikiran Yehuda.

Karena itu, Yehuda meninggalkan keluarga itu untuk sementara waktu. Yehuda ingin menjauhkan diri dari pengaruh buruk saudara-saudaranya. Karena Yusuf tidak ada dan dianggap meninggal oleh Yakub, maka kemungkinan besar janji keturunan Mesianik akan diberikan kepada Yehuda. Jika Yusuf masih ada, tentu Yakub akan memberikan hak kesulungan kepada Yusuf, sekaligus berkat Abraham mengenai janji keturunan Mesias.

Adulam tidak terlalu jauh dari Hebron. Ini adalah kota yang ditinggali oleh suku-suku Kanaan. Bisa dilihat bahwa Yehuda belum memiliki kedewasaan secara rohani. Ia juga tidak mengindahkan perintah-perintah Tuhan, terutama mengenai kriteria memilih pasangan hidup. Yehuda melihat anak perempuan seorang Kanaan yang bernama Syua. Alkitab tidak mencatat nama perempuan yang dinikahi oleh Yehuda ini. Sepertinya Yehuda tidak memberitahu pernikahannya ini kepada Yakub. Dia pun sepertinya tidak berpikir panjang ketika menikah dengan orang Kanaan ini.

Tindakan Yehuda ini sangat berbahaya, karena hanya berpikir pendek untuk menikah. Pernikahan seperti ini akan menimbulkan masalah-masalah yang serius. Tuhan sudah merancangkan kehidupan keluarga yang seharusnya ideal bagi pertumbuhan iman dan kerohanian. Jika tidak sesuai dengan rencana dan petunjuk Tuhan, maka kehidupan rumah tangga itu akan bermasalah di kemudian hari. Apalagi perempuan Kanaan ini tidak percaya kepada Tuhan. Istri Yehuda ini tidak disebutkan namanya dan nanti pun tidak tercatat lagi dalam sejarah bangsa Israel.

Dari tindakan Yehuda ini, kita perlu belajar akan kesalahan yang dilakukan olehnya. Jangan sampai kita membuat keputusan penting berdasarkan keinginan daging atau hanya keinginan hawa nafsu saja. Daging merupakan bagian tubuh yang harus dikendalikan oleh roh, karena kita sebenarnya adalah makhluk rohani yang hidup di dalam daging. Ketika kita sudah mengetahui hal-hal yang benar, maka seharusnya kita bisa mengendalikan tubuh kita dengan sebaik-baiknya. Jika kita tidak bisa mengendalikan tubuh kita, maka kita akan terjebak pada kehidupan duniawi yang akan berdampak buruk pada hidup kita.

Dalam hal pernikahan, maka kita tidak bisa mengambil keputusan hanya karena alasan kedagingan. Kecantikan, ketampanan, kekayaan, merupakan hal-hal duniawi yang bisa menjebak. Jika dasar pernikahan hanya seperti ini, maka pernikahan itu tidak akan bisa dibangun dengan kuat. Ada juga yang terpaksa menikah karena sudah melakukan hubungan seksual dan memiliki anak. Hal-hal seperti ini yang bisa memperburuk pernikahan, sehingga pernikahan tidak menjadi peristiwa yang ideal lagi.

Views: 29

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top