Berhati-hati Mencari Pasangan (Jelajah PL 115)

Kejadian 27:42-28:9

Rencana Esau yang akan membunuh Yakub diketahui oleh Ribka. Ketika mendengar hal itu, Ribka segera berpikir dan bertindak. Memang Ribka adalah seorang yang terkenal cekatan, sama seperti ketika hamba Abraham melihat bahwa Ribka memang ringan tangan dan sigap dalam melakukan segala sesuatu. Ribka segera memanggil Yakub dan menyuruh Yakub untuk pergi. Meskipun Yakub bisa saja tetap berada di sana untuk mempertahankan diri, tetapi Ribka lebih memilih mengamankan situasi, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Pilihan terbaik pada waktu itu adalah menyingkir sementara waktu. Apalagi mereka pasti sadar, bahwa mereka telah melakukan kesalahan. Yakub disuruh untuk pergi sementara, menunggu kemarahan Esau menjadi reda. Perkiraan dari Ribka ini terbukti, karena memang kemarahan Esau tidak berlangsung lama. Nanti kita akan melihat bahwa Esau bisa melupakan semua yang pernah terjadi itu. Ribka tahu sifat dari anak-anaknya, sehingga ia mengambil keputusan yang tepat.

Ribka berkata kepada Ishak bahwa ia telah jemu hidup dengan perempuan Het, yaitu istri dari Esau. Ishak telah tidak bertanggungjawab untuk mencari istri bagi anak-anaknya. Ishak tidak mengikuti teladan Abraham, yang telah mencarikan istri bagi Ishak. Pada waktu Yakub pergi dari rumah, diperkirakan berumur lima puluh tahun dan ia belum memiliki istri. Karena itulah, Ishak akhirnya merestui kepergian Yakub.

Ishak kemudian memberkati Yakub dan melepas kepergiannya. Yakub dikirim kembali kepada Laban. Laban adalah saudara kandung Ribka. Yakub disuruh pergi kepada pamannya itu. Ishak sendiri sudah sadar bahwa memang Yakub yang telah diberkati olehnya, pada saat membawakan daging olahan yang telah dimasak oleh Ribka. Meskipun di awal Yakub menerima berkat itu dengan cara curang, tetapi pada akhirnya Ishak memberkati Yakub dengan tulus dan ikhlas.

Esau yang mengetahui hal itu, mulai sadar dengan kesalahannya. Ia mungkin berpikir bahwa selama ini ia baik-baik saja, tetapi ternyata ia telah salah melangkah. Seharusnya Esau sadar secara rohani, tetapi dia memang tidak mau peka terhadap hal-hal yang rohani. Ia baru tahu bahwa orang tuanya tidak suka Esau menikah dengan perempuan Kanaan. Esau melihat bahwa Yakub taat kepada orang tuanya dan siap untuk melakukan perintah dari orang tuanya.

Yakub mendengarkan nasihat dari Ishak, yaitu mencari istri dari kaum keluarganya sendiri. Dari hal itu, Esau sadar bahwa semua yang telah dilakukannya adalah salah. Esau mencoba untuk memperbaiki keadaanya, tetapi sudah terlambat. Satu kesalahan akan berlanjut pada kesalahan yang lain. Seharusnya Esau tidak perlu menambah istri, tetapi ia menambah istri dengan maksud untuk memperbaiki kesalahannya.

Tetapi tujuan itu ternyata tidak benar. Orang yang mau memperbaiki keadaan tanpa mengikuti petunjuk firman Tuhan, justru akan membuat keadaan semakin kacau. Hal-hal semacam ini yang tidak boleh kita contoh. Kita memang sangat rentan untuk melakukan kesalahan. Tidak ada cara lain untuk memperbaiki kesalahan itu selain berhenti dan tidak mengulangi hal yang salah. Jika Abraham berhati-hati mencarikan istri bagi anaknya, kita pun seharusnya demikian.

Views: 34

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top