Mempersiapkan Pernikahan (Jelajah PL 94)

Kejadian 24:1-4

Sara sudah meninggal di usia seratus dua puluh tujuh tahun. Pada saat itu, Ishak berumur tiga puluh tujuh tahun. Kemudian Ishak menikah pada waktu berumur empat puluh tahun. Artinya Ishak menikah setelah tiga tahun kematian Sara. Di pasal ini dikisahkan tentang pernikahan, sebagai gambaran hubungan antara Tuhan dengan jemaatnya di Perjanjian Baru. Dalam kisah ini kita juga bisa melihat akan campur tangan Tuhan terhadap orang-orang yang berdoa untuk mendapatkan pasangan, untuk mempersiapkan pernikahan.

Di dalam kisah ini, Abraham sedang memikirkan masa depan dan pasangan anaknya, yang pada saat itu sudah berumur hampir empat puluh tahun. Meskipun sudah dewasa, Ishak sepertinya tidak terburu-buru untuk menikah. Bahkan Ishak membiarkan urusan pernikahan ini dan diserahkan kepada ayahnya. Memang zaman itu berbeda dengan zaman sekarang. Saat ini tentu kita tidak biasa dengan perjodohan, meskipun masih ada beberapa yang melakukannya. Tetapi kita bisa belajar tentang prinsip-prinsip yang diceritakan dalam kisah ini.

Pada saat itu dan sebenarnya sampai saat ini, orang tua memiliki peranan penting dalam pernikahan anaknya. Orang tua akan lebih bijaksana untuk mempersiapkan pernikahan anaknya, karena telah berpengalaman. Orang tua akan lebih tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik bagi pernikahan anaknya. Orang tua lebih bisa melihat segala sesuatu dengan lebih luas dan jeli, terutama mengenai calon pasangan hidup. Karena itu, jika saat ini posisi kita sebagai anak muda yang sedang mencari pasangan hidup, pertimbangan dari orang tua sangat penting.

Jika orang tua kita belum percaya kepada Tuhan, maka ada baiknya bagi kita untuk meminta pertimbangan atau pendapat dan nasihat dari orang-orang tua yang sudah percaya kepada Yesus Kristus. Untuk memutuskan perkara-perkara besar seperti ini, kita harus banyak pertimbangan, terutama dari orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus dan sudah berpengalaman dalam hidup. Bagi kita yang memiliki orang tua Kristen, kita patut berbahagia karena bisa meminta pertimbangan kepada mereka.

Pada waktu itu Abraham mencari istri bagi Ishak. Saat ini, mungkin kita tidak perlu melakukan hal itu. Tetapi kita harus berperan aktif dalam memberi nasihat dan pertimbangan. Semuanya itu demi kebaikan anak kita di masa mendatang. Lebih baik jika sejak anak masih kecil, kita sudah menanamkan nilai-nilai Kristiani kepada anak, termasuk dalam hal mencari pasangan hidup. Hal ini penting, karena pasangan suami istri Kristen tidak boleh dipisahkan dalam perceraian. Karena itu, terhadap hal ini, anak-anak kita juga perlu dipersiapkan sejak dini.

Prinsip pertama bagi Abraham adalah mencarikan istri untuk anaknya dari sanak saudaranya sendiri. Abraham tidak mau sembarangan dalam memilih pasangan hidup bagi anaknya. Abraham sudah melihat gaya hidup perempuan Kanaan yang tidak percaya kepada Tuhan. Abraham tidak suka melihat perilaku perempuan Kanaan. Mereka adalah para penyembah berhala. Abraham ingin supaya anaknya menikah dengan orang yang sudah mengenal dan percaya Tuhan.

Views: 22

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top