Wahyu 4:9-11
Makhluk Surgawi itu sedang menyampaikan pujian kepada Tuhan. Ketika kita berada di Surga nanti, kita juga akan memuji Tuhan dan menikmati kemuliaan-Nya. Akan ada perasaan sukacita yang tidak pernah berhenti. Di dunia ini, sekali waktu kita pasti pernah merasakan kebahagiaan atau sukacita. Tetapi sukacita itu terjadi sementara, karena pada waktu kemudian, kita juga akan mengalami dukacita. Tetapi ketika kita di Surga, kita tidak akan lagi mengalami dukacita, tetapi akan senantiasa bersukacita.
Jika di dunia saja, kita bisa mengalami sukacita, meskipun hanya sementara. Di Surga nanti kita akan mengalami sukacita bersama dengan Yesus, Tuhan kita. Kita akan memuji Tuhan bersama-sama dengan semua manusia yang mengasihi-Nya. Kita tidak akan merasa bosan, karena pada hakikatnya, ketika kita hidup bahagia, kita tidak akan pernah bosan. Berbeda dengan penderitaan, kita ingin segera mengakhirinya, karena pasti sangat melelahkan dan membosankan. Di dunia ini, tidak ada orang yang merasa bosan dengan kebahagiaan atau sukacita.
Setiap makhluk Surgawi itu mempersembahkan puji-pujian. Mungkin mereka adalah pasukan yang pernah menyanyikan pujian pada saat kelahiran Yesus Kristus. Mereka menyampaikan pujian dengan hormat dan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus, yang duduk di atas takhta dan yang hidup sampai selama-lamanya. Jika mereka adalah para penyanyi saat kelahiran Yesus, tentu para gembala pada waktu itu sangat berbahagia, karena mereka telah menyaksikan konser Surgawi.
Mendengar pujian dan pengagungan itu, maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu. Mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Para tua-tua itu kemudian melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu. Dengan melemparkan mahkota mereka, sebenarnya mereka sedang memberi hormat kepada yang duduk di atas takhta itu.
Para tua-tua itu melempar mahkota mereka sambil berkata: “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.” Yang layak menerima pujian adalah Tuhan yang maha kuasa. Ini adalah ungkapan rasa kagum yang setinggi-tingginya kepada Yesus Kristus. Hal ini memang patut untuk dilakukan oleh makhluk yang diciptakan.
Kita harus benar-benar mengerti bahwa hanya Tuhan saja yang layak disembah, bukan yang lain. Kita menerima Yesus Kristus sebagai Pribadi Tuhan, karena Ia menerima pujian dan penyembahan dari manusia dan makhluk Surgawi. Jika makhluk Surgawi itu menyembah Tuhan Yesus Kristus, berarti Ia adalah pencipta mereka. Inilah yang disaksikan dan ditulis di dalam Alkitab. Dengan jelas beberapa bagian Alkitab menuliskan bahwa Yesus tidak menolak penyembahan dari manusia.
Contoh di dalam Matius 28:16-18 dikatakan, “Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di Surga dan di bumi.”
Views: 34