Suam-suam Kuku (Jelajah PB 1054)

Wahyu 3:14-17

Tuhan memberi perintah kepada Yohanes untuk menuliskan kepada penyampai berita di jemaat Laodikia. Tuhan memperkenalkan diri sebagai Amin atau sungguh dan benar. Yesus juga memperkenalkan diri sebagai Saksi yang setia dan benar, serta sebagai permulaan dari ciptaan Tuhan.

Untuk menjelaskan tentang permulaan dari ciptaan ini, disebutkan di dalam Kolose 1:15-16 yang mengatakan, “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di Surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”

Yesus menjadi permulaan dari semua ciptaan, karena Dia adalah Pencipta itu sendiri. Semua ciptaan telah diciptakan oleh Dia. Yesus mengetahui semua pekerjaan jemaat di Laodikia. Mereka dalam kondisi tidak dingin dan tidak panas. Mereka suam-suam kuku. Maunya Tuhan, jika memang tidak bisa dingin, lebih baik panas, atau sebaliknya. Ini adalah ciri khas gereja yang tidak tegas, yang plin plan.

Karena jemaat di Laodikia dalam kondisi suam-suam kuku, maka Tuhan akan memuntahkan mereka dari mulut-Nya. Ini adalah hukuman Tuhan yang sangat serius. Jemaat Laodikia terlalu percaya diri dan tidak mau memeriksa pengajaran atau kehidupan mereka. Mereka menganggap diri kaya serta telah memperkaya diri sendiri. Mereka tidak merasa kekurangan apa-apa. Ternyata di mata Tuhan, mereka dalam kondisi melarat, malang, miskin, buta dan telanjang.

Sebagai orang percaya, lebih baik kita merendahkan hati di hadapan Tuhan. Lebih baik kita mengoreksi terus diri sendiri, introspeksi terhadap semua yang telah kita lakukan. Jangan sampai kita kedapatan seperti jemaat Laodikia, yang sangat percaya diri tetapi sebenarnya hidupnya kosong dan hampa. Kita harus terus melihat dan memperhatikan motivasi kita dalam pelayanan, supaya terus dimurnikan dan termotivasi dalam ketulusan. Kita harus memeriksa pengajaran, supaya pengajaran itu benar-benar cerminan dari firman Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab.

Selain itu, kita juga memeriksa hidup kita sehari-hari, supaya memiliki standar moral yang tinggi, seperti yang telah disampaikan oleh Yesus dalam pengajaran-Nya. Jika orang lain bisa mengasihi sesama manusia, maka standar kita lebih dari itu, yaitu mengasihi musuh serta mengampuni mereka. Jika orang lain mengajarkan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan, Yesus telah mengajarkan kepada kita untuk membalas kejahatan dengan kebaikan.

Sebagai gereja, tujuan kita adalah untuk mengajarkan kebenaran dan memberitakan Injil kepada jiwa-jiwa yang belum percaya kepada Tuhan. Jangan sampai ada gereja yang memiliki motivasi duniawi, seperti mengumpulkan uang atau harta. Ada saja gereja yang demikian, ingin memasukkan semua orang meskipun tanpa pertobatan, yang penting persembahan bisa masuk ke gereja. Akhirnya motivasi gereja menjadi tidak murni lagi. Di satu sisi mereka mengajarkan firman Tuhan, tetapi di sisi yang lain, mereka memungkiri kemauan Tuhan.

Views: 31

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top