Belajar Dari Jemaat Filadelfia (Jelajah PB 1053)

Wahyu 3:12-13

Barangsiapa menang dalam hal iman, maka ia akan dijadikan sokoguru oleh Tuhan di dalam Bait Suci-Nya. Sokoguru adalah tiang pancang atau tiang tengah dari sebuah bangunan. Tiang ini harus kuat, untuk menopang bangunan yang ada. Jika kita dijadikan sokoguru bagi Bait Suci, maka kita menjadi tiang pancang bagi kehidupan rohani dan iman.

Pada kita yang dijadikan sokoguru, Tuhan akan menuliskan nama-Nya atas kita. Ia juga akan menuliskan nama kota Tuhan, yaitu Yerusalem baru, yang akan turun dari Surga. Tuhan juga akan menyatakan nama-Nya yang baru kepada kita. Dalam hal ini, Yesus sedang memposisikan diri sebagai manusia, sehingga Dia memanggil Bapa dengan sebutan Allah-Ku. Yesus Kristus adalah Kepala Gereja dan jemaat adalah tubuh-Nya. Pada saatnya nanti, Dia akan memerintah sebagai Raja di bumi ini.

Pada saat berada di dunia, Tuhan Yesus telah menjadi manusia yang memiliki posisi berubah-ubah. Ada saatnya Ia berposisi sebagai orang yang paling berdosa, bukan karena dosa-Nya sendiri, tetapi karena Ia menanggung dosa seluruh manusia di dunia ini. Ia juga berposisi sebagai Anak, sehingga disebut sebagai Anak Domba Tuhan yang menyelamatkan umat manusia. Kemudian, Ia juga berposisi sebagai Imam Besar, sebagai perantara antara manusia dengan Bapa di Surga. Pada saatnya nanti, Ia akan berposisi sebagai Raja di atas segala raja.

Jemaat Filadelfia tidak mendapat teguran dari Tuhan. Ini adalah jemaat yang bisa menjadi contoh dan teladan bagi jemaat yang lain, sepanjang masa gereja sampai pada saat ini. Mungkin ini menjadi alasan, bahwa pada saat ini banyak gereja yang menggunakan nama Filadelfia sebagai nama organisasi atau gedung gereja. Sedapat-dapatnya, gereja yang menggunakan nama tersebut, bukan hanya sekedar menggunakan nama, tetapi juga meneladani perilaku, iman dan kehidupan jemaat Filadelfia pada masa itu.

Gereja tidak menjadi benar karena menggunakan nama-nama jemaat di Alkitab. Gereja harus memperhatikan pengajarannya, supaya menjadi gereja yang menyuarakan kebenaran. Gereja harus mendasarkan semua pelayanannya pada firman Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab. Gereja harus memiliki motivasi yang murni dalam melaksanakan pelayanan. Motivasi yang paling murni adalah menjangkau jiwa untuk keselamatan rohani mereka.

Selain motivasi yang murni dan pengajaran yang benar berdasarkan firman Tuhan, gereja juga perlu menjaga moral anggota jemaatnya. Jika diperlukan, gereja bisa memberikan disiplin kepada anggota jemaat yang memiliki moral tidak baik. Moral yang tidak baik di dalam jemaat, akan membuat semua anggota jemaat menjadi tercemar. Jika nama gereja tercemar, maka ia tidak akan bisa maksimal menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran. Gereja tidak akan maksimal untuk menerangi atau menggarami orang-orang disekitarnya. Kesaksiannya menjadi tercela.

Motivasi murni, pengajaran yang sesuai dengan firman Tuhan dan moral yang memiliki standar tinggi, menjadi kunci bagi jemaat untuk tetapi bersinar dan menjadi terang. Jika salah satunya lemah, maka gereja dalam kondisi darurat. Gereja-gereja di zaman Perjanjian Baru, saat ini sudah tidak ada lagi, karena mereka tidak bisa menjaga ketiga hal tersebut.

Views: 19

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top