Menjadi Raja dan Imam (Jelajah PB 1063)

Wahyu 5:7-10

Setelah itu, Yohanes melihat Anak Domba itu datang dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. Semua peristiwa ini dilihat secara figuratif oleh Yohanes. Peristiwa ini menggambarkan Yesus Kristus sebagai Tuhan yang menjadi manusia, disebut sebagai Anak Domba dan berperan untuk menyelesaikan dosa manusia.

Baru saja Anak Domba itu mengambil gulungan kitab itu, segera tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba. Masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. Kecapi adalah salah satu alat untuk mengiring lagu, untuk memuji Tuhan. Kita semua orang percaya adalah orang kudus. Ini adalah gambaran keadaan di Surga bahwa doa-doa kita disampaikan kepada Bapa.

Kemudian mereka menyanyikan suatu nyanyian baru yang mengatakan, “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Tuhan dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.” Nyanyian ini khusus untuk memuji Anak Domba.

Dengan darah dan kematian Tuhan Yesus Kristus, Dia telah mendapatkan gulungan kitab tersebut. Kita patut mengucap syukur karena kita telah menjadi bagian dari orang-orang yang telah diselamatkan. Tuhan Yesus telah merelakan diri untuk menjadi manusia demi menyelamatkan kita, orang yang berdosa. Ini adalah kasih yang sangat besar, yang telah diberikan oleh Bapa dan Yesus Kristus kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini.

Dia rela meninggalkan kemuliaan-Nya di Surga saja, itu sudah merupakan pengorbanan yang sangat besar. Tuhan yang maha kuasa rela menjadi manusia yang hina, itu adalah sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan. Tetapi karena kasih-Nya kepada kita, Dia tidak mempedulikan semuanya itu. Belum lagi kemudian Ia mengorbankan nyawa-Nya sebagai manusia berdosa. Bukan dosa Dia, tetapi dosa manusia yang ditanggung-Nya.

Kita telah dibeli lunas, dengan darah-Nya yang tercurah. Jika kita saat ini percaya kepada Yesus Kristus, sebenarnya kita telah menjadi milik Tuhan. Hidup kita bukan milik kita lagi, tetapi Yesus Kristus yang seharusnya ada dalam kita. Dari setiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa, bisa menjadi milik-Nya. Tuhan tidak hanya mengasihi orang-orang Yahudi saja. Ia mengasihi semua orang yang ada di dunia ini.

Tuhan Yesus telah membuat orang percaya menjadi raja-raja dan imam-imam bagi Tuhan. Setiap orang yang telah diselamatkan, akan ikut memerintah dengan Yesus Kristus, terutama pada saat munculnya kerajaan seribu tahun. Bahkan bukan hanya sebagai raja yang memerintah, tetapi juga menjadi imam bagi Tuhan. Ketika Tuhan Yesus mati, tabir Bait Suci terbelah menjadi dua, tirai yang memisahkan antara ruang kudus dengan ruang maha kudus. Tidak diperlukan lagi imam atau perantara antara kita dengan Yesus Kristus.

Views: 21

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top