Wahyu 4:1
Kitab Wahyu ditulis oleh rasul Yohanes, yaitu rasul dari Yesus Kristus yang terakhir hidup di dunia ini. Sebelumnya, Yohanes menjadi gembala jemaat di Efesus. Pada waktu itu jemaat Efesus menjadi pusat kekristenan di masa abad pertama. Dari kota Efesus, berita Injil disampaikan ke mana-mana. Jemaat di Efesus memiliki sekolah teologi, sehingga menghasilkan banyak pemberita Injil yang diutus ke berbagai tempat untuk menyampaikan berita Injil itu.
Sebelumnya, jemaat di Antiokhia sempat menjadi pusat kekristenan. Sebelum itu, jemaat Yerusalem menjadi pusat kekristenan. Tetapi jemaat di Yerusalem dan Antiokhia mulai melemah karena pencampuran ajaran Kristen dan Yudaisme serta filsafat Yunani yang berkembang. Akhirnya pusat kekristenan pindah ke kota Efesus.
Setelah mengalami penganiayaan di Efesus, rasul Yohanes akhirnya dibuang ke pulau Patmos. Di pulau ini, Yohanes menerima wahyu terakhir dari Tuhan. Karena wahyu terakhir hanya sampai di Kitab Wahyu 22:21, maka setelah itu tidak ada lagi pewahyuan dari Tuhan. Tidak ada lagi nubuatan dan bahasa lidah yang dari Tuhan.
Mulai pasal 4, kita masuk pada nubuatan mengenai peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sesudah pengangkatan. Kita nanti akan melihat pemisahan antara peristiwa-peristiwa yang terjadi di atas (di awan-awan dan Surga) serta peristiwa di bawah (di bumi). Kita akan melihat bahwa tempat peristiwa akan berganti-ganti, seperti melihat film. Di saat yang sama, ada peristiwa yang terjadi di atas dan di bawah, terjadi secara bersamaan.
Peristiwa yang ditulis mulai Wahyu 4, tidak selalu sambung menyambung, tetapi bisa tumpang tindih, karena peristiwa terjadi secara bersamaan. Jika kita mengikuti renungan ini secara berurutan, maka kita akan bisa lebih mudah melihat perbedaan itu. Jika kita mengikuti renungan ini secara tidak berurutan, kemungkinan kita akan bingung dengan peristiwa-peristiwa tersebut.
Kitab Wahyu juga banyak menggunakan istilah-istilah simbolik. Kita akan memperhatikan dengan sungguh-sungguh semua istilah simbolik ini. Jika bisa ditafsirkan secara literal (apa adanya), maka akan ditafsirkan demikian. Jika tidak bisa ditafsirkan secara literal, akan ditafsirkan secara alegoris, dengan tetap memperhatikan konteks serta istilah yang biasanya dipakai di bagian lain di dalam Alkitab.
Pada saat itu, Yohanes mendapatkan penglihatan, sebuah pintu terbuka di Surga dan ada suara yang pernah didengar oleh Yohanes, sekarang terdengar lagi. Pintu terbuka itu bisa juga disimbolkan sebagai pengangkatan (repture). Suara itu terdengar seperti bunyi sangkakala. Di dalam 1 Tesalonika 4:15-16 dikatakan, “Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-sekali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari Surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;”
Views: 19