Wahyu 15:5-8
Selanjutnya Yohanes melihat orang membuka Bait Suci yang disebut juga dengan kemah kesaksian, yang berada di Surga. Kemudian ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka, yang sudah diceritakan di pasal-pasal sebelumnya, mereka keluar dari Bait Suci itu. Mereka berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan. Pakaian ini adalah simbol dari sifat dasar mereka yang suci dan tidak berdosa. Mereka berkilau-kilauan karena penuh dengan kemuliaan surgawi. Dada mereka berlilitkan ikat pinggang dari emas. Emas ini lambang kebesaran, kemurnian dan kemuliaan.
Malaikat saja digambarkan begitu mulia, apalagi Bapa di Surga dan Yesus Kristus, pasti kemuliaan-Nya tidak terkatakan. Dengan kemuliaan yang sedemikian rupa, tidak ada dosa yang bisa tinggal di Surga. Jika kita masuk ke dalam Surga, maka kita pun akan mendapatkan kemuliaan yang demikian. Kita menjadi orang yang dihormati. Kita menjadi orang yang sangat berbeda jika dibandingkan saat berada di dunia ini. Kita menjadi orang yang mulia, karena mengenakan tubuh kemuliaan, bukan tubuh kedagingan lagi.
Satu dari empat makhluk yang sudah dijelaskan di pasal-pasal sebelumnya, memberikan kepada tujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh dengan murka Tuhan, yaitu Tuhan yang hidup sampai selama-lamanya. Tuhan tidak mau dipermainkan. Jika Dia ingin mengasihi manusia, maka Ia mengasihi dengan sepenuh hati, tidak tanggung-tanggung. Tetapi jika manusia tidak mau menerima kasih Tuhan, maka manusia itu pun akan menerima murka dari Tuhan, tidak tanggung-tanggung.
Semua orang di muka bumi ini seharusnya takut kepada sang Pencipta. Mereka yang berdosa seharusnya lebih takut lagi, karena akan mengalami murka Tuhan yang sangat dahsyat dan mengerikan. Kita yang percaya kepada-Nya, ketakutan kita akan berbeda dengan orang lain yang tidak diselamatkan. Kita takut kepada Tuhan sebagai bentuk hormat dan penghargaan kepada-Nya. Orang yang tidak percaya kepada-Nya, ketakutannya akan berbeda, karena mereka akan melihat kengerian dari murka Tuhan.
Kita yang sudah percaya kepada Tuhan, menghadap kepada Tuhan bersama dengan Yesus Kristus. Karena kita di dalam Yesus Kristus, maka kita berani menghadap Tuhan, bertemu dengan Dia di Surga. Kita diajak untuk menghampiri takhta kemuliaan Tuhan. Dengan mengenakan kebenaran Yesus Kristus, kita menghampiri Tuhan. Jika kita masih dalam dosa, maka kita tidak akan mungkin kuat menghadapi kemuliaan Tuhan.
Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Tuhan dan kuasa-Nya. Seorang pun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu. Ini adalah murka terakhir yang dicatat di dalam Alkitab, yang akan terjadi pada masa akhir dari tujuh tahun masa kesusahan besar.
Dari mempelajari kitab Wahyu ini, kita bisa merenungkan bahwa kemuliaan Tuhan benar-benar dinyatakan. Keadilan Tuhan akan jelas melalui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi. Dia mengasihi manusia dengan totalitas, Dia juga murka kepada orang yang tidak bertobat kepada-Nya, dengan tidak tanggung-tanggung.
Views: 28