Wahyu 15:2-4
Selanjutnya Yohanes melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api. Gambar ini menunjukkan tentang kemuliaan Tuhan (kaca bening) dengan keadilan dan kedahsyatannya (api). Di tepi lautan kaca itu, berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungya dan bilangan namanya. Ini adalah binatang yang digambarkan di pasal 13. Mengalah binatang bukan berarti membinasakan binatang tersebut. Cukup dengan tidak mau mengenakan tanda binatang tersebut, sudah menjadi pemenang.
Bisa saja mereka telah dibunuh oleh binatang itu (kekuasaan Romawi modern), tetapi mereka hanya sanggup membunuh tubuh, tidak sanggup membunuh jiwa dan roh mereka. Orang yang tidak terangkat, mereka akan memasuki masa kesusahan besar. Mereka akan mengalami kesusahan dan penderitaan yang dahsyat. Tetapi orang yang bertahan dan setia sampai kesudahannya, mereka tetap mendapatkan kesempatan dari Tuhan. Pada mereka ada kecapi Tuhan.
Di bangsa Israel ada seratus empat puluh empat ribu orang yang menjadi saksi. Mereka adalah orang-orang yang hebat, yang bisa bertahan sampai kesudahannya. Mereka mungkin juga akan mengalami siksaan, bahkan bisa juga dibunuh oleh binatang itu. Para pengikut binatang itu pasti sangat garang dan mudah sekali menggunakan kekerasan. Berbeda dengan orang-orang percaya, yang memang seharusnya tidak menggunakan kekerasan di dalam hal apapun juga.
Jika kita harus memberi pertanggungjawaban iman kita, kita pun harus melaksanakannya dengan tanpa kekerasan. Di dalam 1 Petrus 3:15-16 dikatakan, “Tetapi kuduskanlah Kristus dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.”
Yang akan kita lakukan di Surga adalah memuliakan Tuhan. Orang-orang yang menang dan setia sampai kesudahannya, mereka akan menyanyikan pujian bagi Tuhan. Digambarkan di ayat 13, mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Tuhan dan nyanyian Anak Domba.
Nyanyian itu berkata: “Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa! Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu.”
Mengenai pujian bagi Tuhan, di dalam Efesus 5:18-19 dikatakan, “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
Views: 24