1 Yohanes 2:1-2
Pada zaman Yohanes ini, ada seseorang yang bernama Serintus, mengajarkan hal yang berbeda mengenai kekristenan. Ia mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah manusia biasa. Pada waktu Yesus dibaptis, barulah Yesus menjadi Mesias. Pada waktu disalibkan, Yesus adalah manusia biasa. Setelah dibangkitkan, baru Roh Kristus masuk ke dalam diri-Nya. Ajaran ini mirip dengan Gnostik.
Karena itu, Yohanes merasa perlu bertanggungjawab untuk meneguhkan iman orang Kristen di abad pertama. Karena itu, Yohanes menulis surat ini untuk menyampaikan hal tersebut kepada para muridnya. Yohanes mengingatkan supaya sebagai orang percaya, kita tidak berbuat dosa lagi. Jika kita telah melakukan dosa, Yohanes juga mengingatkan bahwa kita memiliki pengantara kepada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil.
Yohanes ingin supaya orang percaya tetap kuat di dalam iman, supaya orang Kristen tahu bahwa kita sudah memiliki posisi yang kudus. Roh Kudus juga sudah masuk ke dalam hati kita, pada waktu kita bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat. Saat ini tugas kita adalah membangun karakter yang kudus, dengan moralitas yang baik. Perilaku kita harus selaras dengan firman Tuhan, sehingga bisa menjadi kesaksian yang baik bagi orang lain yang ada di sekitar kita.
Orang yang sudah bertobat dan percaya kepada Yesus masih memiliki potensi untuk jatuh ke dalam dosa. Selama kita masih tinggal di dunia ini, tinggal di dalam daging, kita masih bisa jatuh ke dalam dosa. Karena itulah rasul Yohanes berkata, “jika seseorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara kepada Bapa, yaitu Yesus Kristus.” Yesus Kristus telah menyelesaikan dosa seisi dunia. Dosa yang telah dibawa oleh Adam, telah diselesaikan oleh Yesus Kristus.
Yesus Kristus adalah pendamaian untuk segala dosa kita. Bukan hanya itu, tetapi juga untuk pendamaian dosa seluruh dunia. Dari perkataan Yohanes ini, kita melihat bahwa Tuhan tidak memilih orang untuk diselamatkan, tetapi Tuhan memiliki tujuan untuk menghapus dosa seluruh umat di muka bumi ini. Pilihan untuk selamat tidak lagi ada di pihak Tuhan, tetapi dikembalikan kepada manusia, mau percaya kepada Yesus Kristus atau tidak. Jika orang mau percaya kepada Yesus Kristus, maka ia masuk ke dalam pendamaian dan diselamatkan. Jika orang tidak mau percaya kepada Yesus Kristus, maka secara sadar mereka telah memilih untuk mengalami kematian kekal.
Apa yang disampaikan oleh Yohanes ini selaras dengan yang disampaikan oleh rasul Paulus di dalam Roma 5:18, yang mengatakan “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.” Oleh karena pelanggaran Adam (dan Hawa), maka semua orang menjadi berdosa. Tetapi oleh Yesus Kristus yang telah dihukumkan oleh dosa, semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.
Dari ayat ini maka kita bisa menyimpulkan bahwa manusia yang belum bisa memilih untuk bertobat atau tidak, mereka masuk dalam pembenaran ini. Orang yang belum bisa memilih untuk bertobat adalah bayi atau orang-orang yang memiliki penyakit mental sejak ia bayi. Mereka belum memiliki kesadaran untuk bertobat dan berbuat dosa dari dirinya sendiri. Dari kalangan manapun mereka, termasuk bayi seorang perampok atau pendosa besar sekalipun, mereka masuk dalam hitungan pembenaran ini.
Views: 21