Gunakan Akal Budi (Jelajah PB 972)

1 Petrus 1:13-17

Kita diperintahkan untuk mempersiapkan akal budi kita. Kita tidak bisa merenungkan atau mempelajari Alkitab tanpa budi yang sehat. Saat mendengarkan firman Tuhan, jangan sampai kita mengosongkan pikiran kita. Kita seharusnya sadar dan waspada, pada saat mendengar berita firman Tuhan. Kita harus meletakkan pengharapan kita kepada kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita, pada waktu penyataan Yesus Kristus. Kita bisa membedakan segala sesuatu dengan baik, ketika kita menyelidikinya dengan akal sehat dan diselaraskan dengan firman Tuhan yang ada di dalam Alkitab.

Kita juga diingatkan supaya hidup sebagai anak-anak yang taat dan tidak menuruti hawa nafsu yang pernah menguasai kita pada saat kita belum bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Kepada Tuhan, kita harus bersikap seperti seorang anak dalam hal ketaatan. Kita juga perlu berhati-hati, karena di zaman sekarang ini nilai moral sangat merosot drastis. Karena itu, orang Kristen harus hidup lebih waspada. Jangan sampai kita terseret dan dikuasai oleh oleh hawa nafsu duniawi. Kita harus menjadi kudus di dalam seluruh hidup kita. Kita perlu terus membangun karakter yang kudus. Ketika kita bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus, kita telah memiliki posisi yang kudus, karena posisi Yesus Kristus diberikan kepada kita. Posisi kita sebagai orang berdosa telah diambil oleh Yesus Kristus, disalibkan bersama dengan Yesus Kristus.

Kita membangun karakter kudus, sama seperti Yesus Kristus yang kudus. Yesus telah memanggil kita dari kegelapan menuju terang. Petrus mengingatkan bahwa ada firman Tuhan yang telah tertulis, “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” Tuhan itu maha kudus. Barang siapa mengaku diri sebagai anak Tuhan, maka ia juga perlu membangun karakter yang kudus. Dengan demikian, maka lengkaplah kekudusan kita.

Jika kita menyebut Tuhan sebagai Bapa yang tidak memandang muka, Ia akan menghakimi semua orang menurut perbuatan masing-masing. Karena itu kita harus hidup dalam takut dan hormat kepada Dia. Kita harus sangat takut untuk berbuat dosa, karena Dia akan menghakimi tanpa memandang muka. Kita seharusnya takut tidak berkenan kepada-Nya, takut mengecewakan Dia. Jika kita tidak memiliki rasa takut sekalipun, ketika kita melakukan dosa atau pelanggaran, maka celakalah kita. Artinya, kita belum sungguh-sungguh percaya kepada-Nya.

Petrus mengingatkan kita bahwa kita sebenarnya sedang menumpang di dunia ini. Bagi orang percaya, Surga adalah rumah permanen. Kita tidak tahu persis, sampai kapan kita menumpang di dunia ini. Pada saatnya kita akan pergi dari dunia ini. Jika kita percaya kepada Yesus Kristus, maka kita akan pergi kepada-Nya, bertemu dengan Dia. Jika kita tidak percaya kepada Yesus Kristus, kita tidak akan mungkin pergi kepada-Nya. Ketika manusia tidak percaya kepada Yesus Kristus, maka sebenarnya ia pun tidak kenal kepada-Nya.

Para nabi di dalam Perjanjian Lama percaya kepada Juruselamat yang akan datang. Kita saat ini seharusnya percaya kepada Yesus Kristus yang sudah datang. Yesus sendiri mengatakan bahwa Dialah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sampai kepada Bapa di Surga, jika tidak melalui Yesus Kristus. Tidak ada orang yang bisa masuk Surga, tanpa melalui Yesus Kristus.

Views: 21

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top