Yakobus 3:7-12
Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia. Tetapi, tidak ada seorang pun yang dapat menjinakkan lidah. Lidah menjadi buas dan tidak terkontrol, berpotensi untuk menjadi racun yang mematikan, jika tidak bisa dikuasai. Karena itu, sebagai orang percaya, kita perlu meminta petujuk dari Tuhan, meminta hikmat dari Roh Kudus, supaya kita bisa mengendalikan lidah dengan baik. Dengan lidah kita bisa memuji Tuhan. Tetapi dengan lidah yang sama, kita juga bisa mengutuk. Ada pepatah yang mengatakan bahwa lidah tidak bertulang, bisa berbicara apa saja, bisa berbeda dair hari ke hari.
Yakobus ingin supaya pembaca surat ini memperhatikan tentang penggunaan lidah dalam berkata-kata. Surat Yakobus ini ditujukan kepada dua belas suku di perantauan. Sebagai perantau, maka hal pertama yang perlu dijaga adalah lidah atau perkataan. Jangan sampai di tempat asing, orang-orang Kristen ini salah berbicara. Jika salah berbicara dan membuat orang di tempat tersebut marah, maka posisi perantau akan berbahaya. Orang Kristen yang merantau ke berbagai tempat diharapkan untuk berhati-hati dalam menggunakan lidah mereka. Lebih baik lagi jika menggunakan lidah tersebut untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang ada di tempat itu.
Jika kita sudah percaya kepada Yesus Kristus, artinya kita sudah dikuduskan karena Roh Kudus sudah masuk ke dalam hati kita. Kita seharusnya menjadi sumber air tawar, bukan sumber air pahit atau air asin. Dari dalam diri kita seharusnya terpancar hanya satu macam saja, yaitu hal-hal yang baik, yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Apa yang keluar dari perkataan kita tidak boleh bercampur aduk. Kita seharusnya menghasilkan perkataan yang benar, yang membangun dan positif. Kita perlu memperhatikan dan melakukan nasihat dari Yakobus ini. Cara yang terbaik adalah memfilter apa yang kita dengar, memikirkan hal yang baik, sehingga perkataan kita pun muncul dari pemikiran yang positif.
Hari-hari ini kita diperhadapkan dengan media sosial yang mudah sekali mengatakan hal-hal yang jorok atau makian. Dulu, hal-hal semacam itu masih sangat tabu. Tetapi anak-anak muda hari ini terbiasa mendengar dan menonton hal itu, sehingga mudah saja untuk menirukan perkataan mereka. Dalam hal-hal tertentu, perkataan itu muncul begitu saja dari mulut mereka. Bukan hanya anak-anak muda, bahkan anak-anak kecil pun sudah terbiasa. Semakin hari, sepertinya semakin sulit untuk mengendalikan lidah. Perkataan kotor dan makian sudah menjadi hal yang biasa. Bahkan anak-anak muda sekarang memiliki banyak kosakata tentang hal itu, dari berbagai bahasa yang berbeda.
Bukan hanya itu saja, kebohongan demi kebohongan pun terjadi. Kebohongan bukan sesuatu yang memalukan lagi. Kebohongan yang lebih keren bagi dunia saat ini disebut dengan hoaks. Kebohongan itu ada di mana-mana. Kebohongan yang diperkatakan terus menerus, maka lama kelamaan akan dianggap sebagai kebenaran. Bukan hanya lidah yang sulit dikendalikan, tetapi jari juga sudah sulit untuk dikendalikan. Perkataan seseorang bukan lagi dalam bentuk suara, tetapi juga dalam bentuk tulisan. Jika semuanya itu tidak dapat dikendalikan, maka segala sesuatu yang salah bisa dibenarkan dan yang benar bisa disalahkan.
Views: 36