Tuhan Merancang Secara Unik (Jelajah PB 910)

Ibrani 3:1-5

Di ayat pertama dalam pasal ini, jelas disebutkan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang kudus. Artinya, surat ini disampaikan kepada orang-orang yang sudah bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Orang-orang ini juga telah mendapatkan bagian dalam panggilan surgawi. Mereka adalah orang-orang yang sudah melayani Tuhan, karena telah mendapatkan panggilan surgawi. Mereka disuruh untuk memandang Rasul dan Imam Besar. Yang dimaksud Rasul di sini adalah Yesus Kristus, yaitu utusan Bapa. Sedangkan posisi Imam Besar juga diberikan kepada Yesus Kristus, sebagai perantara antara manusia dengan Bapa di surga.

Yesus Kristus, dalam keadaan sebagai manusia, setia kepada Bapa di surga. Ia taat sampai mati di atas kayu salib. Yesus Kristus juga disamakan dengan Musa, yang juga memiliki kesetiaan di rumah Tuhan. Yesus Kristus memberi contoh kepada kita mengenai kesetiaan. Kesetiaan seseorang biasanya akan diuji oleh penderitaan dan waktu. Kesetiaan seseorang bisa berubah. Tetapi jika ada seseorang yang tetap setia setelah diuji oleh penderitaan dan waktu, maka kesetiaannya itu patut dihargai. Orang yang tidak setia tidak akan bisa dipakai oleh Tuhan dalam pelayanan yang sungguh-sungguh.

Yesus Kristus dipandang layak untuk mendapatkan kemuliaan lebih besar daripada Musa. Yesus setia sampai Dia mengatakan, “Bapa, ke dalam tangan-Mu ku serahkan nyawa-Ku.” Kita bisa merenung dan melihat kembali dalam diri kita, apakah kita didapati setia oleh Tuhan? Kita harus setia untuk menyatakan kebenaran firman Tuhan, karena kebenaran itu hanya ada di dalam Yesus Kristus. Yesus Kristus menyebut diri-Nya sebagai jalan dan kebenaran dan hidup. Sama seperti ahli bangunan, ia lebih dihormati daripada bangunan yang didirikannya. Kita adalah rumah yang dibangun itu, sedangkan Yesus Kristus adalah ahli bangunannya.

Tuhan yang telah merancangkan segala sesuatu. Kita bisa melihat di sekeliling kita, bahwa semua yang dirancang dan diciptakan oleh Tuhan itu unik dan luar biasa. Ketika kita belajar tentang binatang, kita bisa melihat bahwa setiap binatang memiliki keunikan masing-masing. Cara mereka makan, cara mereka berjalan, cara mereka hidup, memiliki ciri khas masing-masing. Jika kita mendapatkan kesempatan untuk mempelajari anatomi tubuh binatang-binatang tersebut, kita bisa mendapati bahwa semuanya dirancang dengan sangat detail dan indah. Apalagi manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Dia. Setiap manusia memiliki keunikan masing-masing. Dari sini kita bisa melihat bahwa bumi dan semua isinya ini diciptakan dengan rancangan yang sangat baik, bukan karena perkembangan evolusi, atau yang berkembang dengan sendirinya.

Musa disebutkan telah setia dalam segenap rumah Tuhan sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang diberitakan kemudian. Musa setia dalam setiap tugas yang diperintahkan kepadanya. Dalam pelayanannya, Musa hanya melakukan satu kesalahan, yaitu memukul batu yang seharusnya tidak perlu dipukul, demi mendapatkan air yang diperlukan oleh bangsa Israel pada waktu itu. Pada waktu itu, Musa memukul batu dengan emosi yang tidak terkendali. Kita bisa belajar dari hal ini bahwa emosi yang tidak terkendali seringkali mengalahkan akal sehat manusia. Ketika kita belajar firman Tuhan, kita juga harus mengendalikan emosi dengan cara mempelajari firman Tuhan menggunakan akal sehat. Kita tidak boleh belajar firman Tuhan dengan emosi atau perasaan yang tidak stabil.

Views: 34

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top